Tanjung Kelayang, Belitung (ANTARA News) - Sebanyak 27 kapal layar (yacht) internasional singgah di Pantai Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, mengikuti kegiatan "Sail Indonesia" yang dilaksanakan 21-26 Oktober 2009 di daerah itu.

Ketua pelaksana kegiatan Sail Indonesia yang juga Ketua Yayasan Cinta Bahari Indonesia (CBI) Belitung, Remond T Lasmana di Tanjung Kelayang, Minggu, mengatakan, peserta Sail Indonesia 2009 menurun dibanding tahun lalu karena sebagian yacht sudah mengikuti mengikuti Sail Bunaken di Manado dan Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), 12-20 Agustus 2009.

"Dari 128 kapal layar internasional yang terdaftar, hanya 27 kapal yang singgah karena sebagian atau sekitar 43 yacht sudah mengikuti Sail Bunaken dan langsung kembali ke negaranya, sehingga mempengaruhi jumlah peserta Sail Indonesia di Belitung," katanya.

Selain itu, kata dia, sebagian peserta Sail Indonesia sudah kehabisan visa sehingga mereka harus exit sebelum digelarnya Sail Indonesia 2009 di Belitung.

"Puluhan kapal layar internasional itu dipaksakan untuk berlayar ke Bunaken, sehingga jadwal yang sudah kami susun dengan rapi sejak tiga bulan lalu jadi berantakan karena kapal layar banyak mengambil perjalanan ke Bunaken dan tidak kembali ke Belitung," ujarnya.

Menurut dia, peminat Sail Bunaken 2009 cukup banyak yaitu mencapai 300 lebih namun hanya dibatasi sebanyak 128 kapal layar karena berbagai sebab, namun demikian hanya 27 kapal layar yang singgah dari 128 kapal layar yang terdaftar.

"Sail Indonesia merupakan kegiatan nasional dilaksanakan di Belitung yang mampu meningkatkan pembangunan kepariwisataan bahari dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, sehingga ke depan harus dikemas lebih menarik dan profesional," ujarnya.

Dia menjelaskan, hal subtansial yang ingin dicapai dalam kegiatan Sail Indonesia ini adalah pemenahanan regulasi wisata bahari agar kapal layar dari luar negeri menempuh jalur regulasi yang sudah ditetapkan.

"Apalagi Belitung sudah memiliki sejumlah titik jalur wisata bahari yang merupakan titik destinasi jalur kapal layar dari berbagai negara, ini cukup strategis untuk memperkenalkan dunia pariwisata daerah," ujarnya.

Ke depan dia juga mengharapkan Sail Indonesia dapat dijadikan studi kasus wisata bahari Indonesia dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat karena kegiatan tersebut sudah bertaraf nasional bahkan internasional.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bangka Belitung, Syamsuddin Basari, mengakui, kegiatan Sail Indonesia 2009 masih banyak terdapat kekurangan sehingga berpengaruh terhadap antusias pengunjung dan kapal layar internasional sebagai peserta.

"Memang masih banyak terdapat kekurangan dalam penyelenggaraan Sail Indonesia 2009, ke depan kami mengharapkan kegiatan ini dikemas secara menarik dan profesional sehingga para peserta Sail Indonesia menjadi terkesan singgah di Belitung," ujarnya.

Menurut dia, mengurus kepariwisataan ini harus dengan cara koordinasi bersama pemerintah kabupaten dan kota lainnya di Babel, sehingga bisa saling membantu untuk memajukan dunia kepariwisataan.

"Saya sangat optimistis kalau dunia pariwisata ini dikelola dengan baik, maka menjadi salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat karena Babel sebagai daerah kepulauan memiliki sejumlah objek wisata bahari yang menarik dan unik," ujarnya.

Dia juga berpendapat, untuk menarik minat para wisatawan asing untuk bisa betah berlama-lama di Belitung maka pemerintah daerah harus tahu apa yang menjadi keinginan para turis itu.

"Harus ditanyakan kepada wisatawan asing itu apa keinginan mereka, maka kita sebagai tamu menyediakannya sehinggga mereka merasa nyaman, aman dan mau berlama-lama di daerah ini," ujarnya.

Menurut Wagub, wisatawan asing itu lebih cenderung melihat suasana tradisional di suatu daerah seperti objek wisata bernuangsa tradisional, makananan tradisional dan kesenian tradisional.

"Pada umumnya peserta Sail Indonesia itu adalah para wisatawan asing yang sudah berusia lanjut dan mereka ingin mencari ketenangan dan kedamaian, maka kita harus membuat mereka menjadi damai dan tenang dengan menyuguhkan hal-hal yang membuat mereka tertarik dan terkesan yang pada akhirnya mereka rindu ingin kembali ke Babel," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009