Dengan kapasitas, kapabilitas, dan jejaring luas yang dia miliki, semuanya itu akan memudahkan Pak Erick dalam mengelola PBSI ...
Jakarta (ANTARA) - Masa bakti ketua umum (ketum) Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) periode 2016-2020 Wiranto akan berakhir dan nama Erick Thohir muncul menjadi salah satu kandidat karena kepengurusan induk organisasi bulu tangkis itu cenderung bertahan satu periode.

"Kalau dilihat dari catatan yang ada, jarang ada ketua umum PBSI yang menjabat dua periode. Jadi wajar jika muncul nama-nama baru," kata pengamat bulu tangkis Broto Happy Wondomisnowo saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Wiranto yang juga ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019-2024 terpilih menjadi ketua umum PP PBSI secara aklamasi pada Musyawarah Nasional di Surabaya, 31 Oktober 2016. Saat itu menggantikan posisi Gita Wirjawan.

Baca juga: Bursa calon Ketua Umum PBSI 2020-2024, siapa saja?

Saat PP PBSI dipegang Gita Wirjawan (2012-2016), sederet prestasi memang mampu diraih termasuk mengembalikan medali emas Olimpiade 2016 lewat pasangan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Namun, prestasi itu tidak membawanya bisa bertahan.

"Pak Gita cukup bagus. Tapi tetap satu periode saja. Begitu juga sebelumnya. Soerjadi 1993-1997, Subagyo HS 1997-2001, Chairul Tanjung 2001-2004, Sutiyoso 2004-2008, Djoko Santoso 2008-2012," kata pengamat juga mantan jurnalis olahraga khusus untuk cabang bulu tangkis itu.

Menurut Broto, nama Erick Thohir itu dimunculkan oleh mantan pebulu tangkis yang juga juara dunia 1993 Joko Suprianto. Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sebagai kandidat terkuat untuk dipilih sebagai nakhoda organisasi bulu tangkis nasional dalam Musyawarah Nasional (Munas) PP PBSI akhir tahun nanti.

Baca juga: Kemenpora pertimbangkan potensi kerumunan di Indonesia Open 2020

“Meskipun tidak punya suara di Munas, saya lebih mengunggulkan Pak Erick Thohir. Di antara nama-nama yang masuk bursa, saya tetap lebih mengunggulkan nama Pak Erick sebagai calon kuat Ketua Umum PBSI masa bakti 2020-2024. Dia tokoh muda dan dari sisi kapasitas dan kapabilitas, juga sangat mumpuni,” komentar Joko, pahlawan Piala Thomas 1994, 1996, dan 1998.

Mantan pemain nasional yang kini menjadi pelatih di klub Victory Kota Bogor, dari semua segi, Menteri BUMN tersebut memiliki keunggulan. Saat ini Erick termasuk orang kuat dengan menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. Jejaring internasional juga demikian luas.

Bicara soal pengalaman dalam mengelola organisasi olahraga, Erick juga begitu kental. Mulai dari organisasi basket nasional dan regional, Ketua Komite Olimpiade Indonesia, hingga yang terakhir menjadi Ketua Penyelenggara Asian Games 2018 yang memetik sukses besar, baik dari sisi penyelenggaraan maupun prestasi.

Baca juga: BWF rilis jadwal baru, PBSI lebih selektif pilih turnamen

Sejumlah tokoh masuk dalam bursa menjadi nakhoda organisasi tepok bulu nasional periode 2020-2024. Selain Erick, kandidat lain yang muncul dari insan bulutangkis nasional adalah Menristek Bambang Brodjonegoro, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Moeldoko, dan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Muncul pula nama mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin untuk meramaikan persaingan. Bahkan, kendati saat ini sudah menjabat sebagai Ketua Umum PB Wushu Indonesia (2017-2021), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pun tetap masuk bursa.

"Dengan kapasitas, kapabilitas, dan jejaring luas yang dia miliki, semuanya itu akan memudahkan Pak Erick dalam mengelola PBSI menjadi organisasi yang modern, maju, dan berprestasi. Mungkin Pak Erick bisa menjadi alternatif terbaik untuk dipilih oleh Pengprov PBSI dalam Munas nanti,” tegas Joko, mantan pelatih Pelatnas Cipayung itu.

Baca juga: Turnamen Internal PBSI diharapkan jadi wadah kompetisi bagi atlet

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020