"Saat ini banyak orang yang jago main games FPS, tetapi tidak punya kesempatan menjadi pemain profesional dalam cakupan internasional karena developer games tidak peduli dengan para pemain dari Asia Tenggara," ujar pendiri GLHF production Antonius Willson saat dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu.
Valorant yang baru dirilis pada April 2020 dikembangkan oleh Riot Games, Developer di balik gim kondang League of Legends. Gim ini menjadi penantang serius kedigdayaan Counter Strike: Global Offensive (CSGO) yang sama-sama memainkan strategi 5vs5.
Valorant dan CSGO sama-sama menduelkan dua tim terdiri dari lima orang, menanam bom atau menjinakkannya, mengeliminasi semua personel tim lawan, dan sejenisnya.
Baca juga: Dua gamer Indonesia unjuk gigi di MotoGP eSport Global Series 2020
Meski kehadirannya masih seumur jagung, Valorant sudah mendapat antusias besar dari para penikmat gim perang strategi ini. Bahkan ketika muncul pertama kali pada platform Twitch sudah mencatatkan penonton sebanyak 1,7 juta
Atas dasar itulah GLHF kemudian akan menggelar turnamen untuk menumbuhkan ekosistem gim tersebut serta menjembatani atlet-atlet profesional untuk bisa mewakili Indonesia di turnamen internasional.
"Valorant yang dibuat Riot games ini menjanjikan kalau para pemain dari Asia Tenggara memiliki kesempatan yang sama untuk bermain secara internasional. Dibuktikan dengan turnamen Valorant, Ignition Series, untuk Asia Tenggara," kata dia.
Sejak pendaftaran yang dibuka pada 29 Juni hingga 8 Juli, tercatat sejumlah Influencer gim Indonesia ikut serta dalam turnamen ini seperti Xccurate (pemain BTRG), Rosseau (pemain Aster), Forsaken (pemain Weibo), Nabbsky, dan Audrey (mantan pemain Female Fighters). Mereka akan memperebutkan hadian sebesar Rp10 juta.
Baca juga: Garena gelar turnamen Free Fire berhadiah total Rp1,2 miliar
Baca juga: Russell juarai seri pamungkas Formula 1 Esport di Kanada
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020
