Tol Sibanceh ini akan membawa banyak dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.
Banda Aceh (ANTARA) - Jalan dua jalur itu lurus memanjang, dibangun dengan konstruksi beton. Sisi kiri dan kanan jalan disuguhkan bukit hijau dengan pepohonan dan hamparan sawah.

Beberapa pekerja asyik membersihkan sisa semen yang telah mengeras dan menggumpal di badan jalan. Begitu juga dengan tukang lain yang sibuk menyelesaikan tugasnya untuk merampungkan jalan tol seksi empat.

Tol perdana di daerah Tanah Rencong itu dikenal dengan nama Sibanceh, akronim dari jalan Tol Sigli - Banda Aceh. Tol ini ibarat mimpi yang menjadi kenyataan bagi masyarakat Serambi Mekkah.

Tak lama lagi, jalan Tol Sibanceh seksi empat (Blang Bintang - Indrapuri) di Kabupaten Aceh Besar, segera beroperasi. Pemerintah pusat sedang mengatur jadwal Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk meresmikannya.

Pascatsunami 2004  yang memporak-porandakan Aceh, pembangunan di provinsi itu terus melejit. Berbagai lembaga internasional bekerja sama membantu masyarakat Aceh, salah satunya  membangun kembali Jalan Banda Aceh-Calang Kabupaten Aceh Jaya.

Sebelum ada Tol Sibanceh, masyarakat setempat menyebut jalan tujuan wilayah pantai Barat Selatan Aceh itu sebagai jalan Tol. Bagaimana tidak, kondisi jalan lurus, mulus, tanpa ada lubang, mirip jalan tol di Jakarta.

Baca juga: Ekonom UI: Tol Sibanceh, peluang meraih keuntungan di Selat Malaka

Pengendara bisa melaju dengan kecepatan tinggi, namun tetap berhati-hati dengan hewan melintas. Rutenya diapit langsung hamparan biru laut dan hijau perbukitan.

Tapi kini, provinsi paling barat Indonesia itu telah benar-benar melihat jalan tol yang sebenarnya. Tanpa harus ke provinsi tetangga atau ke  Jakarta lagi untuk merasakan sensasi mengendara di jalan tol.

Melalui program pemerintahan Presiden Jokowi untuk menghubungkan Pulau Sumatera dengan jalan tol,  Aceh merasakan dampak adanya jalan tol. Setelah Tol Sibanceh, direncanakan pembangunan akan berlanjut hingga ke Kabupaten Aceh Tamiang, yakni wilayah berbatasan dengan Sumatera Utara.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Aceh Aliamin mengatakan masyarakat Aceh ikut gembira atas rampungnya salah satu seksi Tol Sibanceh.

Ia meyakini Tol Sibanceh ini akan membawa banyak dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.

"Pasti kita sangat bergembira, apalagi hubungannya dengan efisiensi waktu. Jarak tempuh ke Sigli selama ini 1,5 jam paling cepat, kalau ada jalan tol lebih efisien," kata Aliamin.

Baca juga: Asosiasi tol berharap Tol Sibanceh jadi infrastruktur ekonomi budaya

Melalui penerbitan Surat Keputusan Menteri PUPR Nomor 1127/KPTS/M/2020, Jalan Tol Sibanceh seksi 4 (Indrapuri – Blang Bintang) sepanjang 13,5 kilometer secara umum telah memenuhi persyaratan laik operasi sebagai jalan tol.

Tol Sibanceh secara keseluruhan akan dilengkapi dengan tujuh gerbang tol dan enam simpang susun atau interchange.

Selain itu, tol sepanjang 74 kilometer ini akan memiliki dua tempat istirahat dan pelayanan (TIP) atau rest area tipe A yang terletak di seksi tiga (Jantho – Indrapuri) KM 37 dan seksi empat (Indrapuri – Blang Bintang) KM 54.

Kini, kedua rest area tersebut masih dalam tahap perencanaan desain, pembebasan lahan dan land clearing. Keseluruhan TIP itu ditargetkan dapat beroperasi secara fungsional setelah Tol Sibanceh mulai dioperasionalkan.

Dongkrak ekonomi rakyat

Aliamin menyatakan kehadiran Tol Sibanceh akan menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu.

Dia menilai setiap pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan bangunan lainnya akan sangat berkaitan dengan aktivitas ekonomi, yang hasilnya juga akan mendukung seluruh kinerja ekonomi menjadi lebih baik.

"Jalan tol itu memberi manfaat kepada infrastruktur ekonomi, sehingga dampaknya cost akan lebih murah, waktu akan lebih cepat, dan tentu akan bermanfaat bagi sektor ekonomi," kata Aliamin.

Baca juga: Kementerian PUPR berharap Tol Sibanceh tingkatkan investasi di Aceh

Menurut dosen senior di Unmuha Aceh ini, ketika pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jalan, kemudian terealisasi dengan baik,  akan tercipta hasil atau outcome, tentunya akan dirasakan manfaat oleh masyarakat.

 Tol Sibanceh, kata dia, akan meningkatkan ekonomi, seiring dengan terciptanya efisiensi waktu dalam lalu lintas barang dan jasa, serta manusia.

Selain itu, Aliamin juga menilai sektor ekonomi kerakyatan akan tumbuh dari dampak adanya Tol Sibanceh. Setiap tol pasti memiliki tempat peristirahatan atau test area, yang dapat digunakan masyarakat untuk mengembangkan ekonomi rakyat.

"Yang sudah pasti jalan tol tidak memiliki dampak terhadap ekonomi di daerah yang dilalui, karena penduduk tidak boleh masuk, tidak ada akses untuk masuk, untuk aktivitas ekonomi sambil dilalui jalan tol. Tapi paling penting adalah pemanfaatan rest area," katanya.

Efisiensi transportasi barang

Bupati Aceh Besar Mawardi Ali mengatakan sangat mendukung pembangunan Tol Sibanceh itu. Kehadiran tol perdana itu akan memberikan manfaat yang besar untuk sektor ekonomi di daerah setempat.

"Kita sangat bangga dan bersyukur terhadap adanya jalan Tol Sibanceh yang pertama di Aceh dan khususnya di Aceh Besar, karena dengan kehadiran tol ini akan mempercepat arus transportasi barang dan menghemat waktu tempuh," kata Mawardi.

Baca juga: Operasi Tol Trans Sumatera ditargetkan capai 500 km pada akhir 2020

Mawardi mengaku telah menjajal ruas Tol seksi Blang Bintang - Jantho dalam kegiatan gowes bersama Forkopimda. Menurutnya, kemajuan pembangunan tol tersebut cepat, dan tidak lama lagi segera rampung.

"Alhamdulillah progresnya sangat luar biasa dan ada beberapa daerah yang belum tuntas dan akan selesai beberapa bulan mendatang," kata Mawardi.

Lanjut dia, dengan adanya tol maka akan memberikan dampak besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Aceh Besar, khususnya sektor transportasi saat memasok barang ke pasar induk yang akan berjalan lebih cepat.

"Insya Allah, untuk distribusi barang ke pasar induk akan lebih cepat seiring dengan adanya Jalan Tol Sibanceh ini," ujar Mawardi.

Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020