Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menyatakan 20 pegawai Puskesmas Banyu Urip, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19 dari hasil tes usap (swab test), setelah tes usap ulang dinyatakan negatif.

Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, di Surabaya, Selasa, mengatakan ada pemakaian metode yang perlu diverifikasi ulang sehingga dilakukan usapan ulang untuk akurasi.

"Hasilnya hari ini negatif semua," ujar Febri.

Menurut dia, penyebab pegawai Puskesmas terpapar COVID-19 berawal adanya salah satu keluarga pegawai yang positif kemudian dilakukan tes massal.

Febri mengatakan petugas yang dilakukan tes usap berjumlah 60 orang. Lalu hasil usapan keluar 20 positif dan 40 sisanya negatif.

Baca juga: Kepala DP5A Surabaya meninggal diduga akibat COVID-19

Baca juga: Gugus tugas telusuri positif COVID-19 pada tiga media di Surabaya


Namun, lanjut dia, Karena ada metode penilaian sampel yang kurang akurat, dilakukan usapan ulang dan hasilnya nihil atau negatif semua.

"Memang jumlah pegawai 60 orang, hasil usao keluar 20 positif, lalu dilakukan usapan ulang hasilnya negatif semua. Senin kemarin (13/7), dilakukan usapan ulang karena ada perubahan metode penilaian sampel," katanya.

Hanya saja, Febri tidak bisa menjelaskan secara teknis tentang rendahnya akurasi pada usapan pertama. Menurutnya, saat tes usap pertama ada beberapa keterbatasan reagen, kemudian ada penyesuaian metode.

"Lalu kami lakukan uji usapan di tempat lain di Surabaya. Hasil pertama diragukan. Soal teknis saya kurang faham," katanya.

Febri juga menegaskan kalau Puskesmas Banhu Urip tidak lockdown melainkan tetap melayani sebab sejak awal ada hasil usapan pertama, petugas 20 itu isolasi mandiri.

Sebelumnya beredar di beberapa grup WhatsApp tentang data laporan Puskesmas ke Camat Sawahan tentang 21 pegawai puskesmas positif COVID-19.

Muhammad Yunus Camat Sawahan dikonfirmasi membenarkan kalau dirinya mendapat laporan tersebut dari Puskesmas, lalu data itu dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

"Saya menerima data dari Puskesmas, lalu saya teruskan ke Dinkes Surabaya," kata Yunus.*

Baca juga: Operasi pakai masker sasar wilayah pemukiman di Surabaya

Baca juga: Pantau penanganan COVID-19 Jatim, Menkes "ngantor" di Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020