mereka menyampaikan alasannya bahwa tidak ada barang, harga mahal, pengiriman juga terganggu karena sejumlah negara lockdown
Jakarta (ANTARA) - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat realisasi impor daging dan jeroan sapi/kerbau hingga Juli 2020 telah mencapai 68.125 ton.

Kepala Sub Direktorat Sanitary dan Standardisasi Kementan Endang Ekowati di Jakarta, Rabu, menyebutkan impor daging dan jeroan sapi/kerbau tersebut didatangkan dari lima negara dengan urutan terbesar yakni Australia, Jepang, Selandia Baru, Spanyol dan Amerika Serikat.

Namun demikian, realisasi impor daging sapi/kerbau ini masih lebih sedikit dari rekomendasi impor yang diberikan pemerintah untuk tahun 2020 yakni sebesar 379.050 ton.

"Memang mereka menyampaikan alasannya bahwa tidak ada barang, harga mahal, pengiriman juga terganggu karena sejumlah negara lockdown," kata Endang.

Endang menjelaskan bahwa harga daging/sapi kerbau di era normal baru cenderung tidak bergejolak karena per 9 Juli 2020, Kementan mencatat bahwa stok daging sapi/kerbau tersedia di 32 gudang importir yang tersedia di 5 provinsi.

Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan bahwa ketersediaan daging sapi/kerbau pada bulan Juli 2020 sebanyak 121.080 ton dengan tingkat kebutuhan sebesar 54.598 ton.

"Ketersediaan daging sapi/kerbau pada Juli terdapat surplus sebesar 66.482 ton yang dipenuhi dari potensi produksi sapi/kerbau lokal dan rencana impor daging," kata Fadjar.

Fadjar menambahkan bahwa ketersediaan daging ruminansia ini dipenuhi dari potensi produksi sapi/kerbau lokal sebanyak 67.319 ton, serta rencana impor daging sapi/kerbau sebanyak 41.799 ton dan rencana pemotongan dari sapi bakalan sebanyak 53.378 ekor atau setara 11.963 ton daging.

Baca juga: Impor daging kerbau Berdikari mulai masuk bertahap hingga akhir Juni
Baca juga: Izin impor terlambat, Bulog akui sulit datangkan daging dari India
Baca juga: Satgas Pangan: Permintaan tinggi tiga komoditas pangan harus impor

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020