Jakarta (ANTARA) - Pasangan Dinda Hauw dan Rey Mbayang mengaku sempat bingung lantaran harus melakukan persiapan film dan menjalani taaruf di waktu yang bersamaan, sementara keduanya tidak boleh sering bertemu.

"Satu hari sebelum reading (membaca dan mempelajari naskah serta karakter) kita ngasih tahu Falcon (Falcon Pictures) kalau kita lagi taaruf. Bingung juga pas reading gimana, karena kalau taaruf enggak boleh sering ketemu," ujar Dinda dalam jumpa pers daring film "Cinta Subuh", Rabu.

"Untungnya pas reading enggak ada kayak pegang-pegangan tangan, jadi masih sesuailah sama taaruf kita," kata Dinda melanjutkan.

Baca juga: Rey Mbayang dan Dinda Hauw menikah

Rey mengatakan jika keduanya secara tidak sengaja dipertemukan oleh Falcon Pictures. Dari pertemuan terakhir, Rey mendapat kesan yang baik tentang Dinda dan yakin untuk mengajak taaruf.

"Kita dua kali dipertemukan oleh Falcon ya, pertemuan kedua meninggalkan kesan yang sangat baik, saat itu kita lagi diundang juga buat nonton film tentang perkawinan. Terus kita enggak ngobrol yang gimana-gimana, chatting juga untuk ngomongin pernikahan," ujar Rey.

Dinda dan Rey dipasangkan dalam sebuah film yang berjudul "Cinta Subuh". Menurut Dinda, jalan ceritanya mirip dengan kehidupan nyata mereka di mana membahas soal masalah taaruf.

"Kita mirip juga sih dengan film ini. Di film ini dijelaskan kalau taaruf itu enggak yang segitunya, kan banyak yang bilang serem kayak beli kucing dalam karung. Tapi ini enggak, bagus deh malah indah banget," kata Dinda.

Rey juga mengaku belajar banyak dari novel "Cinta Subuh" terlebih dalam proses menjaga hubungan setelah taaruf.

"Kita udah baca dari novelnya, dari situ kita juga kayak belajar karena kan masih butuh banyak pemahaman, bagaimana kita menjaga hubungan dan taaruf," ujar Rey.

Baca juga: Film "Cinta Subuh" pasangkan Dinda Haw dan Rey Mbayang

Baca juga: Bioskop akan dibuka, ini daftar film Indonesia yang bisa dinantikan

Baca juga: Enam film Indonesia yang siap tayang di Viu

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020