Tim Kemenperin akan membantu dalam identifikasi kendala perusahaan dalam upaya bertransformasi ke industri 4.0
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi menyebutkan sektor industri logam siap bertransformasi menuju industri 4.0. 

"Tim Kemenperin akan membantu dalam identifikasi kendala perusahaan dalam upaya bertransformasi ke industri 4.0. Ini merupakan salah satu rekomendasi bagi perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap strategi bisnis dalam bertransformasi," kata Doddy lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenperin implementasikan industri 4.0 di IKM logam

Hal tersebut disampaikan Doddy usai melakukan kunjungan ke PT Tata Logam Lestari dalam rangka melihat kesiapan salah satu industri logam di dalam negeri untuk bertransformasi ke arah revolusi industri.

Menurut Doddy, meskipun industri logam belum dimasukkan ke dalam lima sektor pionir industri 4.0 pada Making Indonesia 4.0, namun merupakan salah satu sektor yang strategis karena selama ini mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

"Peran penting industri logam, di antaranya adalah hasil produknya menjadi bahan baku utama bagi kegiatan sektor lainnya seperti industri permesinan dan peralatan pabrik, otomotif, maritim serta elektronik," sebutnya.

Bahkan, dengan bertransformasi ke arah industri 4.0, diyakini kinerja industri logam akan semakin kokoh dan berpeluang mendongkrak sumbangsihnya terhadap nilai ekspor nasional.

Catatan positif ekspor produk industri logam nasional terlihat pada Januari-Mei 2020 yang menembus 9,2 miliar dolar AS atau naik 41 persen dibanding perolehan periode sama 2019 sekitar 6,5 miliar dolar AS.

"Capaian positif itu selaras dengan salah satu strategi dalam program Making Indonesia 4.0, yakni meningkatkan produktivitas industri yang berorientasi ekspor guna mendorong roda perekonomian nasional," ungkap Doddy.

Diharapkan, melalui kebijakan pengembangan sektor-sektor industri yang punya orientasi ekspor, target Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia pada 2030 dapat terwujud.

Doddy menambahkan setelah ini, PT Tata Logam Lestari akan melakukan asesmen Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan mengikuti pendampingan dari Kemenperin berupa penyusunan peta jalan transformasi industri 4.0.

"Kami akan membantu Tata Logam Lestari melakukan identifikasi potensi-potensi yang dimiliki dan menyusun strategi roadmap atau rencana aksi dalam bertransformasi menuju industri 4.0," terangnya.

Pelaksanaan asesmen dan pendampingan tersebut melibatkan tim Kemenperin dan praktisi Dr Paryanto dari Universitas Diponegoro, serta Schneider Electric Indonesia yang mewakili sektor lighthouse dalam menerapkan industri 4.0.

INDI 4.0 merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan industri untuk bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia.

INDI 4.0 terdiri atas lima pilar dan 17 bidang. Kelima pilar tersebut, yaitu manajemen dan organisasi, orang dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasi pabrik.

PT Tata Logam Lestari diharapkan dapat konsisten menjalankan program transformasi industri 4.0 yang akan disusun selama kegiatan asesmen INDI 4.0 dan pendampingan industri 4.0 yang dilakukan bersama tim Kemenperin.

"Nantinya, perusahaan ini dapat menjadi percontohan bagi sektor industri logam lainnya dalam implementasi teknologi industri 4.0, serta dapat menjadi salah satu calon lighthouse industri 4.0 dalam skala nasional," pungkas Doddy.

Baca juga: Menperin: Industri logam dasar dan makanan jadi andalan ekspor
Baca juga: Kemenperin bidik sektor industri logam tumbuh 4,7 persen pada 2020


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020