Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian SMERU mengungkapkan hasil penelitian bahwa penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dianggap oleh sebagian besar pihak sebagai kebijakan yang tepat di tengah pandemi COVID-19.

"Sebagian besar (pihak) malah mendukung kebijakan BLT Dana Desa," kata Peneliti SMERU Asep Kurniawan dalam "Seri Webinar Implementasi Program Perlindungan Sosial di Indonesia pada Masa Pandemi COVID-19", Jakarta, Jumat.

Meskipun demikian, ia mengemukakan bahwa penelitian itu juga menemukan beberapa pihak yang keberatan dengan program BLT Dana Desa di saat pandemi COVID-19 ini.

"Seperti menyatakan bahwa BLT Dana Desa ini menggeser kepentingan orang banyak, BLT Dana Desa ini tidak adil karena hanya kepada warga miskin, padahal yang terdampak tidak hanya warga miskin. Kemudian juga ada yang mengatakan bahwa ini bisa menyebabkan ketergantungan masyarakat," katanya.

Hanya saja, ia mengatakan BLT Dana Desa tersebut ternyata juga mendapat banyak dukungan dari sebagian besar responden yang diwawancarai.

Menurut dia, mereka mengatakan program bantuan tersebut merupakan kebijakan yang tepat dilakukan di tengah kondisi darurat COVID-19 yang menyebabkan banyak warga desa tidak hanya terdampak secara kesehatan, tetapi juga secara ekonomi.

Baca juga: KPK apresiasi Kemendes PDTT soal penyaluran BLT Dana Desa

Kemudian, Asep juga mengatakan BLT Dana Desa tersebut tepat diupayakan sebagai bantalan terakhir bagi warga desa yang tidak mendapatkan bantuan sosial lainnya.

Baca juga: Mendes PDTT: 71.065 desa sudah salurkan BLT Dana Desa

"Ada banyak program bansos, tapi tetap ada kesangsian bansos itu bisa menjangkau seluruh warga miskin di desa. Makanya BLT Dana Desa ini dianggap sebagai bantalan terakhir," kata dia.

Baca juga: KPK ingatkan penyaluran BLT dana desa jangan diselewengkan

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 desa di 16 kabupaten di Indonesia itu juga menunjukkan bahwa BLT Dana Desa dapat memicu desa untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengelola bansos.

"Sering orang mengatakan bansos-bansos yang selama ini ada sering tidak tepat sasaran, tetapi mereka menganggap BLT Dana Desa ini bisa mereka lakukan secara lebih tepat sasaran," katanya.

Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020