Kita akan memperpanjang dan membangun infrastruktur pendukung pelabuhan ini agar lalu lintas orang dan barang di pulau tersebut berjalan dengan lancar
Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) akan mengembangkan pelabuhan kapal penumpang dan barang di Desa Penutuk Pulau Lepar Ponggok Bangka Selatan guna menggerakkan perekonomian warga di pulau kecil tersebut.

"Kita akan memperpanjang dan membangun infrastruktur pendukung pelabuhan ini agar lalu lintas orang dan barang di pulau tersebut berjalan dengan lancar," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan panjang Pelabuhan Penutuk kurang lebih 45 meter akan ditambah menjadi 200 meter, sehingga daya tampung dan sandar kapal penumpang dan barang dapat ditingkatkan.

Baca juga: PLN bangun pembangkit listrik di 6 pulau kecil Bangka Belitung

Selain itu posisi struktur bangunan pelabuhan yang dimanfaatkan warga dari empat desa yaitu Desa Penutuk, Tanjung Labu, Sangkar dan Desa Kumbung di Pulau Lepar Ponggok ini masih menggunakan kayu sehingga perlu upaya untuk memperpanjang agar jika kondisi surut, aktivitas penyeberangan laut masih tetap dapat dilalui.

"Tahun depan kita akan bantu dana untuk merealisasikan pembangunan infrastrukturnya dan diharapkan pemerintah desa melibatkan seluruh masyarakat, terkhusus masyarakat desa lulusan SMK," ujarnya.

Kepala Desa Penutuk Syaparudin menyampaikan bahwa pembangunan dermaga agak terhambat karena dana awal pembangunan sebagian dialihkan untuk percepatan penanganan COVID-19.

Baca juga: Babel longgarkan operasi kapal penumpang antarpulau mulai 1 Juni

"Tahun kemarin pembangunan sudah dilakukan dan kami berharap tahun ini ada pengembangannya pelabuhan yang merupakan akses satu-satunya warga di Pulau Ponggok ini," katanya.

Menurut dia, selama ini warga hanya memanfaatkan jembatan darurat yang terbuat dari papan sebagai akses menuju terminal Pelabuhan Penutuk.

"Selama ini warga mengalami kesulitan untuk menyeberang ke Sadai maupun sebaliknya apabila air laut surut karena hanya dapat menggunakan kapal cepat, sedangkan kapal cepat muatannya kecil," katanya.

Baca juga: Lepas ekspor Babel, Teten akui belum pernah dengar ekspor lidi nipah

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020