Jadi interaksi itu tetap harus dilakukan dengan semua keterbatasannya dan dengan protokolnya
Jakarta (ANTARA) - Dalam slogan Cerdik dan Ceria, Kementerian Kesehatan mengajak seluruh keluarga dan anak-anak di Indonesia untuk menghadapi pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi kami punya slogan yang sudah menjadi hal yang memasyarakat, 'Atasi COVID-19 dengan Cerdik Ceria'," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Dr. dr. Fidiansjah, SpKJ., MPH dalam acara diskusi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Senin.

Ia mengatakan bahwa di tengah pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak, banyak terkena dampak, tidak hanya dampak secara fisik, tetapi juga kondisi jiwa atau psikis.

Untuk dapat mengatasi persoalan yang terkait dengan kesehatan fisik, maka masyarakat diimbau melakukan beberapa langkah yang terangkum dalam slogan Cerdik dan Cerita, antara lain dengan perlunya sering melakukan pengecekan kondisi kesehatan secara berkala.

"Cek kesehatan secara berkala. Jadi masyarakat dengan situasi ini mari biasakan cek kesehatan secara berkala. Bukan karena ada COVID-19 saja. Tapi setelah nanti tatanan kehidupan baru pun, cek berkala ini harus menjadi budaya," katanya.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengenyahkan asap rokok atau menghentikan kebiasaan merokok.

"Enyahkan zat yang memang tidak baik bagi tubuh kita, seperti rokok, narkotika, dan lain sebagainya," ujarnya.

Baca juga: Menkes serahkan santunan bagi keluarga Nakes meninggal tangani corona

Masyarakat, terutama keluarga dan anak-anak, katanya, pada urutan huruf R dari slogan Cerdik juga diajak untuk rajin melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik tersebut, kata Fidiansjah, juga penting dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Berikutnya diet yang seimbang dan istirahat yang cukup juga perlu diupayakan untuk dapat menjaga kesehatan tubuh.

Ia mengatakan masyarakat juga diajak melakukan beberapa kiat untuk dapat menjaga kesehatan jiwa di tengah banyak pembatasan yang ditetapkan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.

Kiat atau langkah-langkah yang dianjurkan tersebut didefinisikan dan terangkum dalam slogan Ceria, antara lain masyarakat diajak untuk cerdas secara emosional dan spiritual.

"Bagaimana caranya? Dengan moto Ceria. Tidak hanya mencerdaskan intelektual, dalam konsep belajar mengajar ini maka keluarga juga diingatkan untuk mencerdaskan secara emosional dan spiritual," katanya.

Baca juga: Antropolog: Institusi keluarga menjadi semakin penting akibat pandemi

Keluarga, kata dia, juga diajak untuk menumbuhkan empati.

"Ini kesempatan bersama keluarga untuk membangun kembali kerapuhan yang selama ini mungkin terjadi," katanya.

Empati tersebut, katanya, juga berkaitan dengan perlunya rajin beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing serta pentingnya membina interaksi karena aktivitas di dunia maya tetap tidak dapat mewakili perlunya interaksi bertatap muka.

"Jadi interaksi itu tetap harus dilakukan dengan semua keterbatasannya dan dengan protokolnya," ujarnya.

Fidiansjah juga menyarankan kepada keluarga untuk tetap memberikan asah, asih, dan asuh di dalam tumbuh kembang anak.

"Dalam situasi apapun, termasuk dalam suasana yang kita hadapi saat pandemi COVID-19 ini," demikian kata Fidiansjah.

Baca juga: KPPPA: Pemenuhan gizi anak terkendala pandemi COVID-19
Baca juga: Menkes ingatkan Forum Anak tentang imunitas dan protokol kesehatan
Baca juga: Partisipasi anak penting dalam penanganan COVID-19

Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020