Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan penanganan COVID-19 dari sisi kesehatan berjalan paralel dengan pemulihan ekonomi nasional.

Mendagri Tito Karnavian dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan penanganan krisis kesehatan dan krisis ekonomi ini tidak bisa dipisahkan.

"Tidak bisa kemudian langkah-langkah yang diambil hanya menyelamatkan salah satu bidang saja tapi mematikan bidang yang lain," kata dia.

Baca juga: Mendagri dorong perkuat basis pertahanan RT/RW dari COVID-19

Misalnya, menurut Tito, kalau mengutamakan kesehatan maka ekonomi pasti dikorbankan. Hal itu justru malah berdampak karena semakin lama kemampuan keuangan negara akan melemah untuk memperkuat sistem kesehatan.

"Misalnya untuk mengadakan ventilator, membuat rumah sakit, memberi insentif tenaga medis. Itu memerlukan keuangan semua," kata Mendagri.

Ketika keuangan makin lemah, kata Mendagri, kapasitas kesehatan pun ikut melemah, korban akan menjadi kian banyak, dan COVID-19 semakin tidak terkendali.

Kemudian dampak lainnya kalau ekonominya lemah, lanjut Tito, akan menimbulkan krisis sosial, pemutusan hubungan kerja (PHK) bermunculan, restoran tutup, hotel tutup serta pabrik akan tutup.

Baca juga: Mendagri ingatkan protokol kesehatan tetap prioritas dalam pilkada

"Ini dampaknya akan jauh lebih luas, masyarakat akan lebih takut mati kelaparan dibandingkan karena COVID-19 itu sendiri. Kalau kita mengutamakan ekonomi, ini mengorbankan kesehatan, tidak boleh juga, formatnya kita sudah tahu, kesehatan masyarakat harus diselamatkan, begitu juga ekonomi dan keuangan," katanya.

Menurut dia, jika penanganan kesehatan dan ekonomi berjalan paralel maka kemampuan keuangan yang meningkat akan memperkuat dalam menguatkan kapasitas kesehatan publik.

"Akhirnya diputuskan, tugas yang dua ini digabungkan, lalu lahir komite di bawah Menko Perekonomian, di mana wakil ketuanya adalah Menkopolhukam, dan saya salah satunya," ujarnya.

Baca juga: Tito Karnavian: Pilkada momentum menggerakkan penanganan COVID-19

Program dari komite itu, kata Mendagri, seperti paket stimulus yang dilakukan oleh pemerintah yang jumlahnya cukup besar sampai ratusan triliun.

"Paket stimulus tersebut untuk menghidupkan ekonomi baik yang skala besar, menengah maupun skala kecil. Paket itu dalam bentuk insentif kebijakan maupun dalam bentuk bantuan tunai," katanya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020