Jakarta (ANTARA) - Aplikasi berbagi video singkat, TikTok, berencana untuk menambah sekitar 10.000 karyawan di Amerika Serikat selama tiga tahun ke depan.

TiktTok, milik ByteDance, juga mempertimbangkan London di antara sejumlah lokasi lainnya untuk mendirikan kantor pusatnya.

Dikutip dari Reuters, Rabu, TikTok saat ini memiliki sekitar 1.400 karyawan di Amerika Serikat, naik kurang dari 500 orang, pada Januari tahun ini.


Baca juga: TikTok ubah kebijakan setelah dilarang di AS

Baca juga: Pompeo: AS pertimbangkan untuk cekal aplikasi medsos China


Langkah TikTok untuk merekrut ribuan pekerja di AS itu diambil saat perusahaan semakin berada di ujung tanduk pemerintah Trump ketika hubungan AS-China memburuk akibat pandemi virus corona dan langkah Beijing mengekang kebebasan di Hong Kong.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat "mempertimbangkan" larangan penggunaan aplikasi media sosial asal China, termasuk TikTok.

Pekan lalu, pemerintah AS dilaporkan sedang mempelajari risiko keamanan nasional dari sejumlah aplikasi media sosial, termasuk TikTok, dan keputusannya akan diambil dalam beberapa pekan mendatang.


Baca juga: Kevin Mayer tinggalkan Disney demi TikTok

Baca juga: TikTok sediakan program untuk bantu UMKM

Baca juga: TikTok pertimbangkan London jadi kantor pusat

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020