Secara historis kami mampu mempertahankan tingkat utang pada tingkat yang nyaman mengingat arus kas yang kuat dari bisnis kami dan kami tetap berkomitmen untuk menurunkan tingkat utang. Kami percaya bahwa tingkat utang jangka panjang yang dinormalisa
Jakarta (ANTARA) - Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Solusi Tunas Pratama Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp463,7 miliar di kuartal I-2020, naik 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur Solusi Tunas Pratama Nobel Tanihaha mengatakan, pelanggan utama perusahaan berkode emiten SUPR itu terdiri dari empat operator telekomunikasi seluler terbesar dan paling layak kredit di Indonesia, yaitu XL Axiata, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, dan PT Hutchison 3 Indonesia yang menyumbang sekitar 87 persen dari pendapatan di tiga bulan pertama 2020 itu.

"Perjanjian jangka panjang kami dengan operator telekomunikasi besar ini memberi kami pendapatan dan arus kas yang sangat terlihat stabil," ujar Nobel dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) SUPR selama kuartal satu dilaporkan sebesar Rp 385,5 miliar, mewakili marjin EBITDA sebesar 83,1 persen.

Pada 31 Maret 2020, pendapatan yang dikontrak berdasarkan perjanjian jangka panjang SUPR dengan pelanggan adalah sekitar Rp8,7 triliun. Sedangkan utang kotor perseroan adalah Rp6,88 triliun (porsi pinjaman dalam mata uang asing dinilai menggunakan nilai lindung nilai), serta kas dan setara kas berjumlah Rp683 miliar.

Berdasarkan EBITDA kuartal I-2020 yang disetahunkan (LQA EBITDA) perseroan sebesar Rp1,54 triliun, rasio utang bersih terhadap LQA EBITDA perusahaan adalah 4 kali, turun dari 4,3 kali pada 31 Desember 2019.

"Secara historis kami mampu mempertahankan tingkat utang pada tingkat yang nyaman mengingat arus kas yang kuat dari bisnis kami dan kami tetap berkomitmen untuk menurunkan tingkat utang. Kami percaya bahwa tingkat utang jangka panjang yang dinormalisasi di bawah 4 kali adalah mungkin untuk dicapai," kata Nobel.

Per akhir Maret, perusahaan mengoperasikan 6.400 menara, 38 situs penguat sinyal dalam ruangan dan total 4.724 km jaringan serat optik.

Perseroan juga telah meningkatkan total penyewa di menara menjadi 11.534 penyewa sehingga meningkatkan rasio sewa menjadi 1,8 kali.

Nobel menuturkan, pihaknya siap untuk industri telekomunikasi di masa depan. Perseroan juga akan terus mempertahankan hubungan yang erat dengan pelanggan untuk mempertahankan peran sebagai mitra pilihan untuk peluncuran jaringan..

"Kami juga secara konsisten berinvestasi dalam layanan jaringan data untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi data dan digitalisasi ekonomi Indonesia. Selain itu, kami terus memelihara dan mengolah kumpulan bakat kami untuk mengantisipasi peluang yang dijanjikan industri ini," ujar Nobel.

Dengan inisiatif tersebut, ia percaya bahwa perusahaan memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan peningkatan industri telekomunikasi Indonesia yang akan datang.

"Kami terus menikmati sales pipeline yang kuat, didorong oleh dorongan klien kami untuk meningkatkan jangkauan jaringan melalui densifikasi sel di daerah dengan kepadatan populasi tinggi seperti Jabodetabek dimana kami memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan," katanya.

Baca juga: XL Aaxiata jual 3.500 menara kepada SUPR

Baca juga: Kominfo akan buat Pusat Monitoring Telekomunikasi Nasional

Baca juga: Anggota DPR dorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang aman

Baca juga: Anggota DPR ingin layanan internet lebih terjangkau warga

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020