Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan semakin rendahnya kasus COVID-19 di provinsi itu memberi stimulus positif pada perekonomian dan investasi di Banten.

Menurut Wahidin Halim, tidak hanya pertumbuhan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) yang masuk peringkat 5 besar secara nasional, pendapatan daerah Provinsi Banten juga berhasil menduduki peringkat 10 nasional. Bahkan, indeks kapasitas fiskal (IKF) Banten kini menduduki posisi kedua setelah DKI Jakarta.

Baca juga: FKPT Banten: Perempuan agen perdamaian cegah radikalisme

"Alhamdulillah, harus kita syukuri bersama saat ini kasus COVID-19 di Banten semakin hari semakin rendah dan ekonomi Banten mulai berangsur normal. Investasi kita 5 besar, pendapatan daerah 10 besar dan IKF kita ada di posisi kedua secara nasional," kata Wahidin Halim di Serang, Rabu.

Ia mengatakan meskipun COVID-19 memberi dampak cukup signifikan terhadap ekonomi Banten selama beberapa bulan terakhir, kini kondisinya berangsur membaik.

Gubernur Wahidin mengatakan kondisi ini merupakan hasil usaha dan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, tokoh masyarakat, terutama masyarakat Banten. Meskipun dalam situasi sulit tapi pantang menyerah dan disiplin terhadap peraturan.

Ia berharap, kondisi ini terus tumbuh sehingga Provinsi Banten kembali normal, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

"Saya sangat apresiasi upaya semua pihak dan terus berpesan agar kita semua tetap patuh terhadap protokol kesehatan dalam melakukan aktivitas apapun," katanya.

Baca juga: Penyaluran kredit melambat, aset Bank Banten turun 14,60 persen

Baca juga: FKPT Banten: Perempuan agen perdamaian cegah radikalisme


Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banten Mahdani menjelaskan berdasarkan data realisasi investasi triwulan II (Januari-Juni 2020), nilai investasi Banten menduduki posisi keempat secara nasional setelah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur dengan jumlah Rp13,6 triliun atau 7,1 persen.

Untuk PMDN, kata dia, realisasi investasi Banten senilai Rp7,7 triliun atau 8,2 persen dengan jumlah 1.908 proyek dan PMA sebesar 0,4 miliar dolar AS atau 6,1 persen dari 1.472 proyek.

"Meskipun beberapa wilayah di Banten masuk kawasan industri dan sempat menjadi zona merah kasus COVID-19, alhamdulillah investasinya tetap baik dan mudah-mudahan kembali stabil dan tumbuh pesat," kata Mahdani.

Baca juga: DPRD Banten setujui penambahan penyertaan modal ke Bank Banten

Sementara Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten Opar Sohari menyampaikan berdasarkan data Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bulan Juni 2020, Provinsi Banten masuk 10 besar secara nasional dari persentase pendapatan daerah. Dari nilai APBD pasca-refocusing sebesar Rp10,78 triliun, realisasi pendapatan sebesar Rp5,59 triliun atau 51,88 persen.

"Ini merupakan hasil dari upaya semua pihak, pemerintah, kepolisian maupun lainnya, serta kesadaran masyarakat (WP) yang terus menggenjot pendapatan, kami optimistis akan terus meningkat terlebih akan dilakukannya operasi patuh dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pengguna jalan, baik dalam menerapkan protokol kesehatan maupun kelengkapan administrasi kendaraannya," kata Opar.

Pewarta: Mulyana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020