Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo berharap keberadaan Partai Gelora yang dimotori tokoh-tokoh senior dalam perpolitikan tidak hanya sekadar meramaikan kuantitas, tetapi juga turut meningkatkan kualitas partai politik.

"Partai Gelora sebagai 'darah segar' perpolitikan yang memiliki jargon 'Arah Baru Indonesia' harus mampu meningkatkan kultur politik dan partisipasi rakyat," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat menerima pengurus Dewan Pimpinan Nasional Partai Gelora, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis.

Para pengurus Partai Gelora yang hadir, antara lain Ketua Umum Anis Matta, Sekretaris Jenderal Mahfudz Siddiq, Bendahara Umum Achmad Rilyadi, Ketua Pengembangan Wilayah V Akhmad Faradis, Ketua Bidang Layanan Sosial Ratieh Sanggarwaty, Ketua Bidang Kerja Sama dan Jaringan Lembaga Ratu Ratna Damayani, Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga Srie Wulandari, dan Ketua Bidang Generasi Muda Hudzaifah Muhibullah.

Baca juga: Ketua MPR: Kaji perubahan sistem pelayanan publik agar efektif

Berdasarkan riset The Economist Intelligence Unit (EIU) dalam Indeks Demokrasi 2019, Indonesia berada di posisi ke-64 dari 167 negara, dan menempatkan Indonesia pada kelompok negara "flawed democracy".

Di sisi lain, kata politikus senior Partai Golkar itu, menunjukkan keberadaan partai politik belum maksimal dalam meningkatkan partisipasi politik rakyat.

"'Flawed democracy' berarti berbagai prasyarat demokrasi sudah terpenuhi, antara lain sudah ada pemilu dan pengakuan hak-hak politik warga. Namun, berbagai masalah fundamental demokrasi belum terselesaikan. Misalnya, kultur politik dan partisipasi yang masih rendah," ujar Bamsoet.

Mantan Ketua DPR RI itu menilai masyarakat saat ini sedang rindu terhadap parpol dan tokoh yang memberikan keteduhan dan solusi dalam persoalan kebangsaan dan juga persoalan internasional lainnya sehingga membuka kesempatan bagi Partai Gelora untuk mendapatkan perhatian rakyat.

Baca juga: Ketua MPR: KPU perlu aktifkan kembali gugus tugas siber pemilu

"Sebagai partai politik yang tak ikut dalam arus pemerintahan, Partai Gelora bisa mengambil posisi membuka dialektika dan ruang perdebatan publik yang teduh dan solutif. Selain bisa memberi warna, juga bisa membuat masyarakat semakin proaktif terhadap berbagai hal yang terjadi. Dari mulai persoalan ekonomi, sosial, politik, hingga internasional," kata Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu menambahkan kehadiran Partai Gelora juga akan membuat peta persaingan dalam pilkada hingga Pemilu 2024 menjadi semakin kompetitif.

Menurut dia, partai-partai lama akan semakin mendapatkan ujian sejauh mana bisa mempertahankan eksistensinya, sementara parpol-parpol baru seperti Gelora mendapatkan ujian sejauh mana bisa mendapatkan kepercayaan rakyat.

Baca juga: Ketua MPR dorong pemda alokasikan dana konservasi perairan

"Pada akhirnya, rakyatlah yang diuntungkan. Karena dengan semakin ketatnya persaingan, seharusnya berkorelasi terhadap peningkatan kualitas partai politik. Partai politik yang tak serius berjuang untuk rakyat, niscaya akan ditinggalkan," kata Bamsoet.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020