Kita telah menerbitkan Rp630 triliun jadi sisanya kita harus mengumpulkan Rp900,4 triliun
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman menyebutkan sisa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk semester kedua tahun ini adalah sebesar Rp900,4 triliun.

“Kita telah menerbitkan Rp630 triliun jadi sisanya kita harus mengumpulkan Rp900,4 triliun,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Luky mengatakan skema bagi beban antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah dalam hal ini menjadi sangat penting karena menjaga sustainabilitas fiskal.

Bank Indonesia dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) kedua mengenai bagi beban akan menanggung seluruh pembiayaan public goods yang menyangkut hajat hidup orang banyak yaitu dengan total Rp397,56 triliun.

“Itu semua ditanggung BI. Nanti SBN yang diterbitkan tingkat suku bunganya sebesar BI reverse repo rate melalui private placement jadi tidak melalui lelang biasa atau mekanisme market,” katanya.

Selanjutnya, Luky menuturkan melalui pembelian SBN oleh BI dengan mekanisme private placement sebesar Rp397,56 triliun maka supply SBN ke market pada semester II yang sekitar Rp453 triliun masih cukup reasonable.

Luky menyatakan pihaknya masih akan menerbitkan SBN ritel Rp35 triliun sampai Rp40 triliun dan Samurai Bonds Rp13,5 triliun pada semester II ini.

Kemudian untuk sisanya akan dilakukan melalui pelelangan SBN pada semester II sekitar Rp35 triliun sampai 40 triliun per dua minggu.

“Ini rata-rata jadi bisa saja saat lelang SBN kita ambil hanya Rp32 triliun. Nanti ada satu lagi kita ambil Rp45 triliun. Tapi kalau kita lihat selama satu semester rate nya ada di Rp35 triliun sampai Rp40 triliun,” jelasnya.

Sementara itu, ia mengatakan untuk rencana peminjaman luar negeri proyek atau kegiatan pada 2020 sebesar Rp29,5 triliun.

“Pinjaman proyek ini karena kondisi COVID-19, maka proyeknya agak kecil dan kita tunda. Tapi di semester II kita akan meraih sebesar Rp24 triliun,” ujarnya.

Selanjutnya, untuk rencana penarikan pinjaman program pada 2020 adalah sebesar 7,3 miliar dolar AS yang 5,5 miliar dolar AS di antaranya merupakan penarikan pinjaman program pada semester II.

“Di semester I kita sudah meraih 1,8 miliar dolar AS. Semester II indikatifnya ini kita masih terus negosiasi dengan mitra kita yaitu sebesar 5,5 miliar dolar AS,” katanya.

Baca juga: Sri Mulyani usul perubahan asumsi dasar APBN 2021, dari SPN ke SBN
Baca juga: Perry Warjiyo sebut pembelian SBN oleh BI di pasar perdana menurun

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020