Jakarta (ANTARA) - Maskapai penerbangan Emirates yang berbasis di Dubai akan menanggung biaya medis penumpang yang terkait dengan virus corona agar penumpang semakin percaya diri untuk bepergian, kata Kantor Media Dubai seperti dikutip dari AFP, Jumat.

"Emirates akan menanggung biaya penumpang yang terkait COVID-19 dan biaya karantina ketika mereka bepergian dengan Emirates dari dan menuju UEA dan seluruh dunia, gratis," kata kantor media Emirates dalam pernyataan.

Maskapai Timur Tengah ini tak beroperasi pada akhir Maret sebagai bagian dari upaya global membendung penyebaran virus corona.

Dua pekan kemudian, Emirates kembali beroperasi secara terbatas dan berencana terbang ke 58 kota pada pertengahan Agustus, turun dari 150 kota sebelum krisis COVID-19.

Baca juga: China keluarkan peringatan perjalanan ke Kanada

Baca juga: Perbatasan Spanyol-Portugal dibuka lagi setelah tiga bulan ditutup


Hal ini diumumkan tak lama setelah Uni Emirat Arab, aliansi tujuh emirat termasuk Abu Dhabi dan Dubai, mewajibkan semua penumpang yang masuk dan transit untuk diperiksa mulai 1 Agustus.

"Emirates akan menjadi maskapai pertama yang menanggung biaya medis COVID-19 bagi pelanggan ketika mereka bepergian ke dari UEA dan seluruh dunia," cuit Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, kepala eksekutif grup Emirates, di Twitter.

Langkah ini disebut bisa meningkatkan kepercayaan konsumen untuk bepergian, juga meneguhkan lagi posisi Emirates dan Dubai sebagai pemimpin di industri penerbangan.

Penumpang bisa mengklaim biaya medis hingga 150.000 euro dan biaya karantina 14 hari maksimal 100 euro per hari bila mereka didiagnosis terinfeksi.

"Kami tahu orang-orang sudah ingin terbang seiring perbatasan negara berangsur-angsur dibuka, namun mereka mencari fleksibilitas dan kepastian bila sesuatu terjadi di tengah perjalanan," kata Sheikh Ahmed.

Kebijakan itu akan berlaku hingga 30 Oktober 2020.

Sebelumnya, presiden Emirates Tim Clark mengatakan mungkin akan butuh waktu hingga empat tahun agar operasional kembali seperti semula dan maskapai itu bisa memberhentikan hingga 15 persen pegawai.

Sebelum pandemi, Emirates mempekerjakan sekitar 60.000 karyawan, termasuk 4.300 pilot dan hampir 22.000 kru kabin.

Baca juga: Adaptasi kebiasaan baru, di Jepang tak boleh ciuman di bar

Baca juga: Pengalaman "staycation" di masa adaptasi kebiasaan baru

Baca juga: Setelah pandemi, wisatawan kini tak cuma pentingkan harga

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020