Kisah hari ini adalah tentang kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi akan lambat dan terhenti
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika investor bertaruh pada beberapa saham paling terkenal di pasar menjelang laporan laba, sementara mereka mempertimbangkan kemajuan dalam upaya stimulus pemerintah AS terhadap peningkatan kasus COVID-19 AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 114,88 poin atau 0,43 persen menjadi ditutup di 26.584,77 poin. Indeks S&P 500 bertambah 23,78 poin atau 0,74 persen menjadi berakhir di 3.239,41 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 173,09 poin atau 1,67 persen menjadi 10.536,27 poin.

Saham raksasa teknologi AS, yang disebut kelompok FAANG terdiri dari Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan induk perusahaan Google-Alphabet, semuanya ditutup lebih tinggi.

Baca juga: Harga emas tembus level psikologis 1.900 dolar, capai rekor tertinggi

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor teknologi terangkat 1,6 persen, material naik 1,4 persen, diikuti oleh real estate naik 1,1 persen. Sedangkan sektor keuangan turun 1,3 persen dan utilitas turun 0,8 persen, adalah sektor yang berakhir lebih rendah.

Apple Inc, Amazon.com Inc, Facebook Inc, dan Alphabet Inc, semuanya akan melaporkan pendapatan mereka minggu ini, termasuk di antara penguat teratas S&P 500. Nasdaq yang sarat teknologi membukukan kenaikan yang lebih besar daripada S&P dan Dow Jones.

Netflix dan Microsoft juga naik, kata Kepala investasi Huntington National Bank, John Augustine, di Columbus, Ohio, yang mengatakan para investor membeli saham-saham dalam kelompok tersebut, yang turun dalam sesi baru-baru ini. "Ketika keenam dari mereka lebih tinggi, mereka akan membawa pasar," jelasnya.

Baca juga: Dolar jatuh jelang pertemuan bank sentral AS dan naiknya kasus Corona

Di senat AS, Partai Republik berlomba untuk menyelesaikan rincian proposal bantuan Virus Corona senilai satu triliun dolar AS sebelum tunjangan pengangguran berakhir pada Jumat (31/7/2020). Proposal bantuan, yang dapat meliputi pengurangan tunjangan pengangguran mingguan federal darurat dari 600 dolar AS menjadi 200 dolar AS, kemudian perlu dinegosiasikan dengan Demokrat.

Setelah pasar ditutup, pemimpin mayoritas senat Mitch McConnell mengatakan paket itu akan membahas kesehatan, sekolah, dan termasuk pembayaran langsung tunai kepada warga Amerika masing-masing 1.200 dolar AS.

Beberapa investor khawatir apakah paket itu akan memberikan dukungan yang cukup bagi perekonomian. Kekhawatiran ini tercermin dalam keuntungan aset-aset yang dipandang sebagai tempat yang aman seperti perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan besar dan emas, menurut Kepala Strategi Pasar Global Invesco, Kristina Hooper, di New York.

Baca juga: Harga minyak naik ditopang harapan stimulus, dibayangi lonjakan Corona

“Kisah hari ini adalah tentang kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi akan lambat dan terhenti. Itu dari kombinasi ketidakmampuan untuk menekuk kurva virus dan apa yang membentuk paket stimulus kecil yang mungkin tidak mengatasi semua kebutuhan yang diciptakan oleh krisis yang mengerikan ini," kata Hooper.

Triliunan dolar dalam stimulus fiskal dan moneter telah sangat penting mendorong S&P 500 mendekati rekor tertinggi Februari. Indeks mengakhiri sesi Senin (27/7/2020) 4,3 persen di bawah rekor.

Pada Senin (27/7/2020) ketika dunia menghadapi prospek meningkatnya infeksi COVID-19, negara-negara di Asia dan Eropa memberlakukan pembatasan baru.

Baca juga: IHSG Senin sore ditutup naik 33,68 poin, terkerek naiknya harga emas

Baca juga: Saham Singapura merosot lagi, Indeks Straits Times turun 0,14 persen


Di Amerika Serikat, di mana tingkat infeksi telah meningkat sejak Juni, dua pertandingan baseball dibatalkan karena virus sementara penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump Robert O'Brien adalah pejabat paling senior yang dites positif.

Investor terus mengawasi laporan laba emiten, dengan 189 perusahaan S&P 500 dijadwalkan melaporkan hasilnya minggu ini. Sekitar 80 persen dari 130 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangannya sejauh ini telah mengalahkan estimasi laba yang lebih rendah, menurut data Refinitiv IBES.

Baca juga: Saham Malaysia "rebound," Indeks KLCI ditutup naik 0,12 persen

Baca juga: Saham Hong Kong merosot lagi, Indeks Hang Seng jatuh 102,71 poin

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020