Federal Reserve juga getol menggelontorkan uang ke pasar dengan membeli obligasi
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup stagnan di tengah pelemahan mayoritas mata uang Asia.

Rupiah ditutup stagnan di level Rp14.535 per dolar AS, sama seperti hari sebelumnya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan pekan ini Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan menggelar rapat bulanan untuk menentukan suku bunga acuan. Konsensus menilai tidak ada ruang sama sekali untuk perubahan.

"Ditambah lagi The Federal Reserve juga getol menggelontorkan uang ke pasar dengan membeli obligasi, baik yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi. Tingginya permintaan membuat harga obligasi di negara adidaya naik dan imbal hasilnya tertekan," ujar Ibrahim.

Kemarin, pemimpin mayoritas senat AS Mitch McConnell mengumumkan rencana bantuan COVID-19 dari Partai Republik. Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan tersebut akan mencakup bantuan untuk orang Amerika yang menganggur, pembayaran langsung lainnya kepada individu hingga 1.200 dolar AS, tambahan dana pinjaman usaha kecil program perlindungan Paycheck, dan beberapa program pendanaan lainnya.

McConnell mengatakan RUU itu akan menetapkan asuransi pengangguran federal sebesar 70 persen dari upah pekerja sebelumnya, menggantikan pembiayaan senilai 600 dolar AS per minggu yang akan berakhir minggu ini.

Pada saat menjabarkan rencana bantuan tersebut, McConnell mendesak Demokrat untuk segera membuat kesepakatan karena dampak wabah asal Wuhan, China, itu, telah cukup parah di AS.

Sementara itu, perusahaan farmasi asal AS Moderna, mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 buatan mereka kemungkinan sudah siap digunakan akhir tahun ini.

Dalam ujicoba sebelumnya, vaksin yang diberi nama mRNA-1273 mampu meningkatkan antibodi relawan ke level lebih tinggi ketimbang pasien yang sembuh dari serangan virus corona. Jika uji coba tahap III sukses, terbukti vaksin aman dan efektif, maka tinggal menunggu restu dari otoritas kesehatan.

Dari domestik, Ibrahim menilai pemulihan ekonomi nasional sangat tergantung pada penanganan pandemi COVID-19 dan aktivitas ekonomi di semester II. Apabila penanganan tersebut efektif dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka ekonomi bisa pulih pada kuartal III dengan pertumbuhan positif antara 0,4-1 persen dan di kuartal IV akan akselerasi 2-3 persen.

"Kalau skenario ini bisa dijalankan maka ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun ini akan tetap berada di zona positif dan ketakutan pasar bahwa Indonesia akan menuju jurang resesi akan sirna dengan sendirinya. Karena fundamental Indonesia saat ini masih cukup stabil dibandingkan fundamental masa Orde Baru yaitu 1998," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.460 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.455 per dolar AS hingga Rp14.535 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp14.543 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.605 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi lanjut menguat hari ini, ditopang stimulus fiskal AS
Baca juga: Rupiah bergerak positif seiring penguatan mata uang kawasan
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 105 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020