Bengkulu (ANTARA News) - Dugaan masuknnya bahan bakar minyak (BBM) secara tidak resmi (ilegal) ke pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, akhir-akhir ini makin meresahkan dan merugikan penyalur resmi, karena menetapkan harga sangat tinggi di luar jangkauan masyarakat.

"Biasanya harga yang ditetapkan penyalur resmi cukup terjangkau masyarakat, tetapi dengan masuk BBM tak resmi itu terjadi gejolak harga dan jorjoran," kata Ketua Koperasi Serba Usaha Sejahtra (SUS) H Tabrani Undu, Minggu.

Angkutan BBM tak resmi itu biasnaya menggunakan jerigen dan sangat berhaya bagi penumpang KM Raja Enggano yang membawa penumpang ke pulau terpencil itu.

Indikasi masuknya BBM tak resmi ke Enggano selama ini diduga sudah berjalan lama, namun pelakunya belum terjerat hukum karena rapinya lingkaran mata rantai pasokan BBM tersebut.

Pelaku pasokan BBM itu mestinya dikenakan sanki hukum, karena disamping bisa mengancam jiwa manusia selama dalam perjalanan ke Enggano, juga dapat merugikan pemegang izin resmi demi untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Wajar saja selama ini jadwal pemberangkatan angkutan khusus BBM milik koperasi sering tertunda, karena ada indikasi kurang sehat di lingkungan transportasi Raja Enggano tersebut.

Dia mencontohkan, petugas pernah ditemukan BBM tak resmi sebanyak 350 liter di KM Raja Enggano, namun pelakunya sampai saat ini tak tertangkap.

BBM yang terdiri jenis bensin dam solar itu disembunyikan dalam viber lokasi muat es balok, dengan tujuan mengelabui petugas.

"Saya pernah mendapat laporan dari karyawan koperasi, bahwa KM raja Enggano setiap kali berangkat ke Pulau Enggano membawa sejumlah BBM tanpa izin,"katanya.

Padahal penumpang umum di dalam KM Raja Enggano itu jumlahnya mencapai ratusan orang, dengan demikian pihak ABK dan Kapten Kapal seharusnya tau keberadaan BBM tersebut, ujarnya.

Mudah-mudahan dengan manajemen sekarang KM Raja Enggano bersih dari muatan BBM tak resmi, katnya.

Salah seorang pejabat pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Amin belum lama ini, mengatakan, keberangkatan dan kedatangan armada KM Raja Enggano dari Pulau Enggano perlu diawasi secara ketat, karena sangat rawan memuat barang berbahaya.

Sementara sesampainya di Pelabuhan Pulau Baai juga diperiksa, karena seringkali membawa kayu balok, hasil hutan dan satwa langka dari pulau Enggano.

"Selama ini kita prihatin melihat pengawasan di armada transportasi itu, terutama saat mengangkut penumpang umum bila terjadi membawa bahan bakar, maka sangat rawan terhadap jiwa panumpang, karena perjalanan ke wilayah itu memakan waktu 12 jam," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009