Kelompok migran ini tiba di Malta secara bersamaan dan melakukan kontak dengan segelintir orang sebelum menjalani tes
Valletta (ANTARA) - Sebanyak 65 dari sekelompok 94 migran yang diselamatkan di laut dan dibawa ke Malta pada Senin terbukti positif virus corona, demikian Kementerian Kesehatan Malta, Selasa (28/7).

Ini menjadi klaster terbesar kasus COVID-19 yang ditemukan di pulau Mediterania tersebut sejak kasus pertama dilaporkan pada 7 Maret.

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa sejauh ini 85 migran telah dilakukan tes, dengan sembilan lainnya masih menunggu pemeriksaan. Otoritas tidak mengungkapkan kondisi mereka. Kewarganegaraan dari mereka yang terinfeksi juga dirahasiakan, namun perahu mereka diyakini berlayar dari Libya.

"Para migran yang tiba dengan perahu langsung dikarantina selama 14 hari dan dilakukan tes. Migran yang terbukti positif (corona) akan masih diisolasi dan sisanya akan tetap dikarantina dan ditindaklanjuti," kata kementerian.

"Kelompok migran ini tiba di Malta secara bersamaan dan melakukan kontak dengan segelintir orang sebelum menjalani tes," tambahnya, mengecilkan kemungkinan bahwa warga setempat dapat terinfeksi.

Para migran mengeluarkan sinyal bahaya dari perahu mereka pada Minggu, akan tetapi butuh lebih dari 30 jam bagi tim penyelamat untuk menjangkau mereka.

Badan nonpemerintah menuding baik Malta maupun Italia sengaja memperlambat misi penyelamatan dalam upaya menghalangi migran melakukan perjalanan laut dan mencari kehidupan yang lebih menjanjikan di Eropa.

Penemuan banyaknya kelompok yang terinfeksi COVID-19 akan meningkatkan kekhawatiran di kedua negara bahwa lonjakan baru-baru ini pada saat kedatangan migran akan mengacaukan upaya otoritas setempat untuk memberantas penyakit tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Gelombang baru kapal migran berdatangan ke pulau Lampedusa, Italia

Baca juga: Prancis, Jerman, Italia ancam beri sanksi pemasok senjata ke Libya

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020