The Fed melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, ditutup terkoreksi usai bank sentral AS The Fed memberi sinyal akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar.

Rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,4 persen menjadi Rp14.600 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.543 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah setelah The Fed tahan suku bunga

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis, mengatakan Fed yang mengindikasikan akan mempertahankan kebijakan ultra longgar dalam waktu yang cukup lama akibat pandemi COVID-19, dianggap wajar oleh pelaku pasar.

The Fed sendiri memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25 persen pada Kamis dini hari.

"Artinya, kebijakan tersebut akan ditahan cukup lama, mengingat perekonomian AS masih jauh dari kata bangkit. The Fed melihat perekonomian sudah mulai pulih, tetapi masih sangat jauh dari level sebelum virus corona menyerang dunia," ujar Ibrahim.

Baca juga: Fed pertahankan suku bunga dekati nol di tengah kebangkitan COVID-19

Pelaku pasar juga sedikit berhati-hari berinvestasi ke negara pasar berkembang menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan menunjukkan seberapa dalam resesi yang akan dialami oleh AS, sehingga berpengaruh terhadap fluktuasi mata uang di pasar.

Pasar pun terus mengamati pertengkaran politik antara partai Republik dan Partai Demokrat atas paket penyelamatan fiskal AS yang disodorkan oleh Pemerintah AS.

Rupiah pada Kamis pagi dibuka menguat di posisi Rp14.455 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.455 per dolar AS hingga Rp14.633 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.653 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.570 per dolar AS.

Baca juga: Yuan "rebound" 67 basis poin menjadi 6,9902 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar AS di kisaran garis 105 yen pada awal perdagangan di Tokyo

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020