Tangerang (ANTARA News) – Gempita (Gerakan Masyarakat Peduli Indonesia dan Dunia Tanpa Kusta) memberikan sumbangan 10 mesin jahit untuk para mantan penderita kusta di Panti Werdha Marfati, Tangerang, Banten.

Siaran pers Gempita di Jakarta, Kamis, menyebutkan, penyerahan mesin jahit ini dilakukan demi memberi peluang kepada para mantan penderita kusta untuk mandiri dan berkarya seperti masyarakat umumnya

Penyerahan sumbangan itu juga dihadiri para Putri Indonesia, antara lain Qory Sandioriva (Putri Indonesia 2009), Zukhritul Hafizah (Puteri Indonesia Lingkungan 2009) dan Isti Ayu Pratiwi (Putri Indonesia Pariwisata 2009), Grace Lasaroeddin (Miss Indonesia Earth Eco Tourism 2009), Lizza (Harapan 2 Cici Jakarta 2008), dan Eric Novianto (Koko Favorit Jakarta 2008).

Penyakit kusta bukanlah kutukan yang kemudian memenjara para penderitanya dalam diskriminasi seumur hidup. Mereka juga berhak mandiri dan merasakan kebebasan. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae.

Penyakit ini sejatinya sulit menular karena lebih dari 95 persen total penduduk dunia secara alamiah kebal terhadap kusta. Diperkirakan penularan yang terjadi ada hubungannya dengan kondisi kekurangan gizi dan kemiskinan. Namun jika dalam waktu 2 x 24 jam penderita kusta mengkonsumsi obat, penyakit ini sudah tidak menular lagi.

Namun, tidak banyak yang tahu kalau kusta sulit menular. Stigma negatif terlanjur melekat pada para penderita kusta sehingga tindakan diskriminatif pun menghalangi kebebasan mereka. Akibatnya, banyak penderita kusta yang terkatung-katung di jalan menjadi pengemis dan jarang diberi kesempatan bekerja di wilayah publik.

President Yayasan Gempita A.B. Susanto menjelaskan mesin jahit yang disumbangkan tersebut didesain khusus untuk mantan penderita kusta yang telah diberdayakan di Panti Werdha Marfati.

"Mereka diberi pelatihan dan diharapkan dengan mesin jahit ini, mereka bisa mandiri dan tidak lagi mendapat tindakan diskriminatif dari masyarakat. Sosialisasi ini sekaligus bertujuan mewujudkan Indonesia dan Dunia Tanpa Kusta," katanya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009