Kupang (ANTARA News) - Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, sudah dibuka dan beroperasi normal untuk penerbangan usai ditutup selama sekitar 26 jam karena insiden pesawat Merpati.

Bandara itu dibuka kembali setelah pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) jenis Fokker-100 yang mendarat darurat Rabu malam (2/12), berhasil ditarik ke apron.

"Satu jam dari sekarang bandara kami nyatakan normal kembali. Menurut rencana, sekitar pukul 10 malam, pesawat Lion Air tiba," kata Asisten Manajer Operasi PT Angkasa Pura, Bandara El Tari Kupang, Zainal Ismail, di Kupang Kamis malam.

Sejak pesawat Merpati Fokker-100 yang terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan membawa 88 penumpang mendarat darurat pada Rabu malam (2/12) akibat roda kiri belakang tidak keluar, bandara ditutup untuk semua kedatangan dan keberangkatan pesawat.

Akibatnya, penumpang dari berbagai tempat di Indonesia ke Kupang atau sebaliknya, yang menggunakan Lion Air, Garuda Indonesia Airways, Mandala Air, Merpati, Batavia Air, Sriwijaya dan TransNusa terhambat.

Demikian juga dengan penumpang yang hendak berangkat atau datang dari dan ke kabupaten-kabupaten di NTT.

Sampai dengan Kamis malam, tampak masih banyak penumpang yang bermalam di pelataran depan terminal. Mereka menggelar tikar untuk alas tidur karena tidak lagi memiliki uang untuk bermalam di hotel dan tidak mempunyai keluarga di Kupang.

Zainal mengatakan, tidak bisa mengetahui secara pasti kerusakan teknis namun mengatakan, di lambung kiri pesawat ada goresan ketika bergesekan dengan permukaan landasan pacu saat melakukan pendaratan darurat.

Goresan pada lambung kiri pesawat itu, juga bisa terlihat dari jarak 100 meter.

Dia juga mengungkapkan, kesulitan terbesar yang dihadapi ketika memindahkan pesawat adalah, karena roda sempat tertanam dalam lumpur dan roda kanan mengalami kempes yang cukup serius.

Akibat hujan yang terus mengguyur Kupang beberapa hari belakangan ini, mengakibatkan tanah di lokasi pesawat terperosok juga menjadi berlumpur dan menyulitkan kendaraan yang membantu proses penarikan pesawat.

Manajer Distrik Kupang PT MNA, Agus Londong juga mengaku, badan pesawat bagian kiri tergores, namun membantah terjadi retakan atau bahkan sayap kiri patah.

Ketika pesawat jenis Fokker-100 itu diparkir di apron, para wartawan yang melihat dari jarak sekitar 30 meter dari luar pagar pun sayap tidak patah.

Agus yang berjanji akan mendampingi dua pejabat dari PT MNA pusat untuk memberikan keterangan pers seusai penarikan pesawat, ternyata sulit dihubungi.

Kabar mengenai penarikan pesawat Merpati ke apron itu melegahkan sejumlah sejumlah warga, karena keluarga mereka yang sedang berada di luar daerah, tidak bisa pulang ke Kupang padahal, ada urusan penting yang harus segera dibereskan.

"Om saya harusnya tiba di Kupang hari ini dari Surabaya untuk suatu urusan namun ditunda," kata Apriliani Antonia, warga Kupang yang hendak menjemput keluarganya di Bandara El Tari Kupang.

Kalau pesawat Merpati yang jadi penghalang di landasan pacu sudah dipindahkan, lanjut dia, maka harus segera diumumkan agar publik tahu dan bisa melanjutkan rencana perjalanan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009