kami belum mendapatkan laporan berapa rumah yang rusak, apakah ada korban jiwa atau tidak
Timika (ANTARA) - Jajaran Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan PT Freeport Indonesia untuk menangani bencana longsor di sejumlah kampung di distrik itu. 

Kepala Distrik Tembagapura Thobias Jawame yang dihubungi di Timika, Sabtu, mengatakan dirinya telah menerima laporan dari Kepala Suku Aroanop, Izak Jangkup tentang peristiwa longsor di Lembah Aroanop yang menimpa Kampung Baluni, Omponi dan Anggigi pada Kamis (30/7) malam hingga Jumat (31/7) dini hari.

"Kejadiannya sekitar jam 10 malam sampai jam 3 subuh terjadi longsor besar di gunung dekat Kampung Baluni yang menyebabkan sejumlah rumah penduduk hancur. Sampai sekarang kami belum mendapatkan laporan berapa rumah yang rusak dan apakah ada korban jiwa atau tidak," kata Thobias.

Baca juga: Hindari longsor susulan, warga Aroanop Tembagapura mengungsi ke gunung

Berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat Aroanop melalui sambungan telepon, katanya, bencana longsor yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir juga menyebabkan jembatan gantung yang menghubungkan Omponi menuju Anggigi terputus.

Akibatnya masyarakat tidak bisa menyeberang dari Omponi menuju Anggigi.

Di Omponi terdapat sejumlah fasilitas publik seperti SDI Aroanop lengkap dengan perumahan guru serta fasilitas puskesmas pembantu dan Gereja Kingmi.

Selain di wilayah Aroanop, bencana tanah longsor dan banjir bandang juga menimpa Kampung Beanegogom di wilayah Tsinga.

Baca juga: Longsor di Tembagapura-Papua tidak sebabkan korban jiwa

"Hari Rabu (29/7) sempat terjadi longsor di belakang Kampung Beanegogom, tapi tidak sampai merusak bangunan rumah penduduk. Namun pada hari yang sama terjadi banjir besar di Sungai Maga menyebabkan Gedung SDI Tsinga, lapangan sekolah, perumahan guru dan honai laki-laki yang ada di pinggir sungai terkikis dengan kondisi yang mengkhawatirkan," kata Thobias.

Banjir bandang itu juga memporakporandakan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Beanegogom menuju kampung di seberang sungai.

Terkait kejadian itu, Kepala Distrik Tembagapura itu telah menyurati Departemen Govrel PTFI untuk meminta bantuan sarana transportasi helikopter agar bisa meninjau lokasi bencana baik yang ada di kawasan Aroanop maupun Tsinga.

Baca juga: Longsor di MP 74 Tembagapura, karyawan PT Freeport diungsikan

"Kami sangat membutuhkan bantuan transportasi helikopter ke sana untuk mengirim petugas yang akan membantu mengevakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi. Kami sangat mengharapkan kerja sama dan dukungan dari pihak perusahaan untuk bersama-sama kita membantu warga yang mengalami musibah baik di Aroanop maupun di Tsinga," ujar Thobias.

Distrik Tembagapura sendiri mengalami kesulitan mendapatkan informasi dari masyarakat di dua wilayah itu menyangkut jumlah rumah penduduk yang rusak dan lainnya lantaran terkendala komunikasi.

Warga harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk bisa mendapatkan sinyal telepon agar bisa melaporkan situasi yang terjadi di kampung mereka.

"Sekarang ini masyarakat mengungsi ke hutan kalau malam hari karena khawatir terjadi longsor susulan," kata Thobias.

Baca juga: Rumah warga Kampung Mimika Gunung hanyut akibat banjir bandang
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020