Bogor (ANTARA News) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Bambang Gunawan mengemukakan bahwa peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS disebabkan tumbuhnya kesadaran keluarga atau penderita untuk tidak lagi menyembunyikan kasus penyakit itu.

"Jika sebelumnya para orang tua atau penderita selalu menyembunyikan diri karena merasa malu, sekarang sudah tumbuh kesadaran semua pihak bahwa penderita tidak perlu disembunyikan, malah harus terbuka sehingga pengobatan HIV/AIDS bisa cepat ditangani," katanya di Bogor, Kamis.

Saat membuka rapat kerja daerah (Rakerda) Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bogor yang diikuti instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, rumah sakit dan LSM peduli HIV/AIDS, ia menambahkan meski sudah ada kesadaran semacam itu, tetapi terus meningkatnya penderita HIV/AIDS menjadi keprihatin bersama.

"Untuk itu dibutuhkan dukungan dana, dan perlu terus ditingkatkan untuk penanganan dan program kampanye pencegahan dan sosialisasi bahaya HIV/AIDS," katanya.

Di samping itu, kata dia, Pemkot Bogor bersama dengan KPA akan bekerja sama dengan instansi terkait seperti Rumah

Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) yang mempunyai program penanganan khusus penderita HIV/AIDS, dan juga para pemuka agama.

"Kami mengajak semua pihak terus bergerak melawan virus mematikan itu, dan yang paling penting adalah menekankan pemahaman agama," katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa ada rencana melakukan studi banding ke luar negeri, khususnya di negara yang dinilai berhasil melakukan penanganan dan perawatan HIV/AIDS.

Menurut dia, pihaknya pernah berkunjung ke Malaysia dan Thailand, dan ke depan mungkin perlu juga untuk melihat ke negara Vietnam, yang program kerjanya berjalan efektif dalam menekan penyebaran HIV/AIDS dan pengobatan pada penderita.

Berdasarkan data KPA Kota Bogor sejak 2002 hingga Juli 2009 warga Kota Bogor yang terinfeksi HIV tercatat 34 orang dan 360 menderita AIDS.

Dalam kurun waktu tersebut, tercatat 45 orang meninggal dunia akibat AIDS, sehingga fakta ini menjadikan Kota Bogor berada di peringkat ketiga se-Jabar untuk kasus HIV/AIDS, setelah Bandung dan Bekasi.

Menurut Bambang Gunawan, melihat penyebaran HIV/AIDS yang semakin memprihatinkan, KPA Kota Bogor menggelar Rakerda untuk membahas penanganan HIV/AIDS di Kota Bogor, termasuk program rencana strategis (Renstra) KPA Kota Bogor 2010. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009