Bogor (ANTARA News) - Pakar lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Surjono Hadi Sutjahjo mengingatkan, penggunaan air bawah tanah secara berlebihan menyebabkan permukaan tanah di sejumlah kota besar di Indonesia mengalami subsiden atau turunnya permukaan daratan.

Turunnya permukaan daratan (sumsiden) itu maka kota terancam digenangi air laut, katanya di Bogor, Jumat.

Surjono Hadi Sutjahjo menegaskan, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Denpasar, terancam intrusi air laut akibat permukaan tanah mengalami subsiden.

"Permukaan tanah di beberapa kota besar telah mengalami subsiden akibat eksploitasi berlebihan terhadap air bawah tanah," papar Surjono.

Menurut dia, eksploitasi terhadap air bawah tanah sama sekali tidak terkendali. Kalangan industri, perhotelan dan masyarakat luas memanfaatkan air tanah tanpa terkendali. Akibatnya eksploitasi secara berlebihan menyebabkan ketidakseimbangan, lantaran adanya kesenjangan antara pasokan air yang tersedia dengan tingginya permintaan.

"Tingginya penggunaan air tanah membawa petaka bagi lingkungan setempat, karena permukaan tanah mengalami subsiden. Tanah yang mengalami subsiden berpotensi besar terancam intrusi air laut," papar pria yang menjabat sebagai Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Pascasarjana IPB.

Menurut Surjono, ancaman instrusi air laut terbilang nyata dan mengerikan. Pasalnya saat ini akibat penggunaan air bawah tanah yang tidak terkendali, intrusi air laut sudah mencapai 10 KM dari batas pantai.

Lebih lanjut Surjono yang aktif dalam berbagai kegiatan Nahdlatul Ulama (NU) menyampaikan, dilihat dari kedalaman muka air akuifer dalam, maka di Jakarta kedudukannya bervariasi antara 20-40 meter di bawah muka tanah.

Di daerah-daerah pusat industri di Bandung, muka air akuifer dalam sudah mencapai 50-60 meter. Penurunan permukaan air tanah maupun muka air akuifer dalam ini sangat berbahaya, karena akan ada rongga-rongga yang kosong yang otomatis akan diisi air laut untuk menyeimbangkannya.

Akibatnya, mutu air akan menurun dan banyak yang menjadi asin. Air tanah tidak dapat lagi dikonsumsi. Bila dibutuhkan, maka air tersebut harus diolah dulu.

"Potensi ancaman tenggelamnya beberapa kota besar akibat instrusi air laut sangat serius. Harus ada upaya nyata dari semua pihak untuk mengatasi ancaman tersebut dengan pendekatan yang bersifat terpadu," terangnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009