Sudah 100 hari harga karet KKK 100 persen selalu di bawah Rp14.000 per kg, sekarang masuk masa new normal dan mulai membaik
Palembang (ANTARA) - Harga komoditas karet untuk kadar kering 100 persen di Sumatera Selatan bergerak naik pada Agustus 2020 menjadi Rp14.634 per kilogram karena dipengaruhi meningkatnya permintaan pasar ekspor.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Rabu, mengatakan, berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumsel diketahui harga untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen sudah di atas Rp14.000 sejak awal Agustus 2020.

Pada periode Selasa, 4 Agustus 2020, harga KKK 100 persen tercatat sebesar Rp14.634 per kg. Sementara untuk KKK 70 persen senilai Rp10.244 per Kg, KKK 60 persen senilai Rp8.780 per kg, KKK 50 persen senilai Rp7.317 per kg dan KKK 40 persen senilai Rp5.854 per kg.

“Sudah 100 hari harga karet KKK 100 persen selalu di bawah Rp14.000 per kg, sekarang masuk masa new normal dan mulai membaik,” kata dia.

Menurut Rudi, kenaikan harga karet tersebut tidak terlepas dari peningkatan ekspor ke negara tujuan.

“Ekspor karet kita ke negara China dan Amerika mulai membaik di masa new normal ini,” kata dia.

Ekspor Sumatera Selatan mulai naik tipis pada Juni 2020 dibanding bulan sebelumnya yang didukung oleh peningkatan pada komoditas andalan, berupa karet, CPO dan kertas tisu.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor Sumsel pada Juni 2020 mencapai 245,72 juta dolar AS, naik sebesar 2,03 persen dibanding Mei 2020 yang senilai 240,84 juta dolar AS.

Peningkatan ekspor tersebut seiring mulai berlakunya normal baru dan re-opening ekonomi di sejumlah negara tujuan.

Kenaikan tertinggi terjadi pada komoditas karet yang mencapai 20,38 persen (month to month/mtm). Pada Mei 2020, ekspor karet tercatat 58,60 juta dolar AS sementara pada Juni melejit jadi 78,98 juta dolar AS.

Sementara itu, harga karet di tingkat petani Sumatera Selatan masih belum terdongkrak dengan kisaran Rp6.000/kg untuk masa pengeringan 50 persen.

Kondisi jatuhnya harga karet ini sudah terjadi sejak 2015, dan semakin diperparah dengan adanya penyebaran virus corona di sejumlah negara tujuan ekspor yakni China dan India.

Baca juga: Unit pengolahan dan pemasaran bahan olahan karet di Sumsel bertambah

Baca juga: Kekurangan bahan baku, pabrik karet di Sumsel kurangi jam kerja

Baca juga: Jokowi minta aspal campur karet dilakukan secara nasional

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020