Jangan terlalu banyak bank, tapi potensinya kecil-kecil
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan penggabungan bank-bank syariah badan usaha milik negara (BUMN) tidak hanya untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah, melainkan juga dapat memperkuat kondisi perbankan secara nasional.

"Ini untuk memperkuat, dia bisa juga berperan untuk kepentingan dalam negeri dan bisa juga untuk luar negeri. Jangan terlalu banyak bank, tapi potensinya kecil-kecil," kata Ma'ruf Amin dalam dialog tentang "Optimalisasi Kontribusi Ekonomi dan Perbankan Syariah di Era New Normal" yang disiarkan, di Jakarta, Kamis.

Alasan untuk menggabungkan bank-bank syariah milik BUMN tersebut, kata Ma'ruf, salah satunya karena hingga saat ini bank syariah di Indonesia belum ada yang masuk dalam kategori 20 besar di dunia. Ma'ruf Amin menyebutkan akan ada tiga hingga empat bank syariah milik BUMN yang akan disatukan.

"Karena kita kan tidak punya bank syariah yang masuk 20 besar dunia. Jadi itu sudah dalam penyiapan untuk adanya penggabungan itu, paling tidak ada tiga atau empat bank syariah yang BUMN," ujarnya pula.
Baca juga: Ma'ruf Amin dorong perubahan aset bank konvensional ke syariah


Dengan potensi pengembangan keuangan syariah yang besar, maka Indonesia harus dapat memanfaatkan sumber daya tersebut; sehingga nantinya bank syariah BUMN dapat memberi pembiayaan untuk proyek-proyek besar.

"Jadi supaya lebih bisa mengembangkan sayapnya, bisa melayani proyek-proyek besar atau kegiatan ekonomi yang lebih besar; sehingga bisa ikut cepat mendorong perekonomian," katanya lagi.

Rencana penggabungan sejumlah bank syariah milik BUMN tersebut, menurut Menteri BUMN Erick Thohir akan terealisasi pada Februari 2021. Saat ini, Kementerian BUMN masih mengkaji bank-bank syariah milik bank BUMN yang layak untuk disatukan.

Penggabungan bank-bank syariah tersebut setidaknya akan menjadikan bank syariah BUMN masuk ke jajaran delapan bank terbesar dari segi aset, sehingga kemampuan pembiayaannya juga diharapkan semakin besar.
Baca juga: Wapres Ma'ruf harap ekonomi syariah berkembang cepat di Indonesia

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020