Jakarta (ANTARA) - Lagu "Tak Tergantikan" sangat personal bagi Mikha Tambayong karena dipersembahkan untuk ibunya, Deva Malaiholo yang meninggal setahun lalu, bahkan dia mengaku sampai menangis saat rekaman.

"Pas take vokal aku menangis karena nyanyi bernyanyi adalah salah satu cara menghibur aku. Pas take aku nangis makanya agak kedengeran karena aku mau apa yang ingin aku sampaikan berhasil," ujar Mikha dalam peluncuran "Tak Tergantikan" secara daring, Kamis.

"Tak Tergantikan" adalah sebuah persembahan Mikha untuk almarhumah ibunya, setelah Mikha berhasil bangkit dari kesedihan. Lagu ini juga sebagai ucapan terima kasih Mikha untuk sang ibu yang selalu mendukungnya berkarir di dunia hiburan.

Baca juga: Mimpi jadi kenyataan, Mikha Tambayong diterima di Universitas Harvard

Baca juga: Ibunda meninggal, Mikha Tambayong batal manggung di Java Jazz 2019


"Ibu aku tuh emang orang yang paling dekat karena aku anak semata wayang. Ayah aku kerjanya di luar kota jadi apa-apa sama mama, dia juga yang nyuruh aku berkarir di entertainment. Aku butuh waktu setahun untuk istilahnya ikhlas. Ya udah bikin apa ya, ya udah aku bikin lagu buat mama," kata pemain film "Belok Kanan Barcelona" itu.

Sementara itu, Mikha mengaku saat ini akan fokus kembali di dunia musik setelah sempat vakum selama dua tahun. Lagu terakhir Mikha dirilis pada 2018 berjudul "Berpisah Itu Mudah" bersama Rizky Febian.

Mikha mengatakan pandemi telah membuatnya memiliki banyak waktu untuk mengerjakan musik. Sebab seharusnya tahun ini dia harus berangkat ke Amerika untuk meneruskan kuliah S2.

"Mungkin ini berkah di pandemi dan aku emang suka banget di musik, jadi aku sekarang lagi mau fokus di musik lagi. Seharusnya aku tahun ini kuliah di US tapi karena pandemi semua ditunda, ya aku ngerasa ini udah jalannya aja," ujar Mikha.

Baca juga: Mikha Tambayong persembahkan "Tak Tergantikan" untuk mendiang ibu

Baca juga: Mikha Tambayong pilih tetap di rumah walau PSBB sudah longgar

Baca juga: Mikha Tambayong kangen masa susah saat kuliah

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020