Tujuan kunjungan presiden adalah untuk menentang gagasan bahwa Lebanon sendirian, tenggelam dan akan menghilang,
Paris (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron ingin memberikan harapan bagi masa depan warga Lebanon saat dia mengunjungi Beirut pada Kamis, namun para stafnya mengatakan dia akan menyerukan perubahan besar untuk membangun "Lebanon yang baru".

Macron akan menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi ibu kota Lebanon itu sejak ledakan di sebuah gudang pada Selasa, yang menewaskan setidaknya 137 jiwa.

Prancis telah lama ingin mendukung bekas jajahannya itu dan  tengah mengirimkan bantuan darurat usai ledakan, namun para diplomat mengatakan telah menjadi semakin khawatir tentang korupsi endemik dan telah mendesak reformasi untuk beberapa waktu.

"Tujuan  kunjungan presiden adalah untuk menentang gagasan bahwa Lebanon sendirian, tenggelam dan akan menghilang," kata seorang penasihat Macron. "Ini akan menjadi kesempatan untuk mencoba memberikan harapan kepada Lebanon, memberi tahu mereka bahwa ada jalan, dan bahwa Prancis ada di sana untuk berjalan bersama mereka."

Baca juga: Setelah ledakan, persediaan gandum Lebanon tak cukup untuk sebulan
Baca juga: Bank Dunia siap kerahkan dana pemulihan pascaledakan Beirut


Penasihat itu mengatakan perjalanan tersebut juga "sebuah kesempatan untuk meletakkan dasar yang jelas bagi kontrak untuk membangun kembali Lebanon yang menuntut semua pihak dan yang mencegah konflik."

Sumber lain yang dekat dengan presiden menjelaskan dengan jelas tindakan yang diharapkan Macron dari para pemimpin Lebanon.

"Dia ingin memberi tahu mereka beberapa kebenaran yang pahit: Prancis siap untuk memobilisasi komunitas internasional, tetapi itu harus berarti perubahan mendalam untuk Lebanon baru," kata sumber tersebut.

Para pejabat Lebanon menyalahkan bencana itu pada timbunan besar bahan yang sangat mudah meledak di pelabuhan Beirut.

Tetapi orang Lebanon, yang kehilangan pekerjaan dan menyaksikan tabungan menguap dalam krisis keuangan, menyalahkan politisi yang telah diuntungkan dari puluhan tahun korupsi negara dan pemerintahan yang buruk.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyerukan "tindakan nyata" selama kunjungan ke Beirut bulan lalu dan mengatakan seruan pengunjuk rasa untuk perubahan dan transparansi yang "sayangnya belum terdengar sejauh ini."

Sumber: Reuters

Baca juga: Komisi EU siap bantu Lebanon dengan kerja sama dagang khusus
Baca juga: Menteri: kapasitas keuangan Lebanon "sangat terbatas" setelah ledakan

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020