Atletico Madrid

Tim besutan Diego Simeone ini sudah berhasil menyingkirkan juara bertahan Liverpool untuk memesan tempat di delapan besar menghadapi RB Leipzig.

Sayangnya, problematika lama masih mendera mereka yakni ketajaman lini depan berbarengan dengan pola permainan Simeone yang tampak konservatif.

Baca juga: Llorente tak bosan-bosannya tonton kemenangan di Anfield

Alvaro Morata yang jadi top skor Atletico di La Liga Spanyol diharapkan bisa memecahkan problematika itu dibantu Saul Niguez sedangkan Jan Oblak boleh dibilang tempatnya tak tergoyahkan di bawah mistar gawang Los Rojiblancos.


Barcelona

Menyebut Barcelona sudah pasti harus mengikutsertakan Lionel Messi, sosok yang praktis tiga tahun terakhir sendirian memikul beban Blaugrana di punggungnya.

Nama-nama mentereng seperti Luis Suarez, Antoine Griezmann dan Frenkie de Jong memang ada di Barcelona, tetapi sepanjang musim ini mereka tak ubahnya memainkan peran figuran dalam lakon Messi-nya Barcelona.

Baca juga: Gagal di La Liga, Messi kini pesimistis Barca juara Liga Champions

Di sisi lain, Setien juga dianggap bukan entrenador yang tepat untuk mengusung ambisi besar Barcelona, tetapi jika Messi berada dalam performa terbaik pelatih seburuk apapun bisa diselamatkan nasibnya.


Bayern Muenchen

Kehadiran Hansi Flick seolah menyuntikan gairah baru di kubu Bayern, yang tampak tanpa cela baik di Eropa maupun Jerman semenjak kepergian Niko Kovac.

Bekal tiga gol seharusnya cukup bagi Bayern untuk melangkah ke perempat final, kecuali mereka mengikuti jejak negatif Barcelona jadi korban remontada.

Baca juga: Jelang liga Champions, Bayern Munchen terancam kehilangan Pavard

Roberto Lewandowski mungkin masih kalah subur di kancah domestik dibandingkan Ciro Immobile-nya Lazio, tapi ia punya penyokong kuat dalam Serge Gnabry dkk yang bisa membuat Bayern sebagai salah satu kandidat terkuat untuk juara Champions musim ini.

Chelsea

Capaian Lampard yang tak berbelanja di musim perdananya bersama Chelsea harus diakui sesuatu yang luar biasa.

Namun, mereka seolah kehabisan gas di fase akhir kelanjutan kompetisi domestik di tengah pandemi. Mereka harus susah payah menjaga empat besar dan kalah di final Piala FA dari Arsenal.

Christian Pulisic yang jadi salah satu pilar kekuatan rejuvenasi Chelsea di bawah Lampard kemungkinan absen, demikian juga sang kapten Cesar Azpilicueta, maka hanya keajaiban yang bisa mengantarkan The Blues membalikkan defisit tiga gol kontra Bayern di leg kedua 16 besar.

Baca juga: Lampard keluhkan start Liga Premier yang terlalu cepat

Halaman selanjutnya: Juventus, City, Napoli, Lyon

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020