Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia melemah pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, karena penurunan saham-saham perbankan dan perusahaan tambang menyeret pasar yang lebih luas.

Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 24,10 poin atau 0,40 persen menjadi 6.018,10 poin, sedangkan indeks All Ordinaries turun 20,80 poin atau 0,34 persen menjadi 6.159,50 poin.

Rekor tertinggi baru harga emas tidak cukup untuk mengangkat industri pertambangan keluar dari lubang 1,2 persen pada awal perdagangan dengan saham perusahaan perawatan kesehatan dan bank juga tertekan.

Dengan banyak perusahaan terbesar di negara itu terwakili di sektor-sektor tersebut, keuntungan di tempat lain, termasuk saham-saham energi dan konsumen berdampak kecil pada hasil keseluruhan.

Investor sedang menunggu pembaruan kebijakan moneter triwulanan dari Reserve Bank of Australia pada pagi hari, yang diharapkan mempertimbangkan peningkatan tingkat infeksi baru COVID-19 terutama di Negara Bagian Victoria.

Di sektor keuangan, bank-bank besar melemah dengan Commonwealth Bank turun 0,64 persen, National Australia Bank turun 0,41 persen, Westpac Bank turun 0,48 persen dan ANZ turun 0,57 persen.

Saham-saham pertambangan jatuh dengan Fortescue Metals turun 1,83 persen, BHP turun 1,34 persen, Rio Tinto turun 1,72 persen dan penambang emas Newcrest turun 1,41 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas menguat dengan Oil Search naik 1,30 persen, Santos naik 1,22 persen dan Woodside Petroleum naik 0,79 persen.

Supermarket terbesar di Australia bervariasi dengan Coles naik 0,05 persen dan Woolworths turun 0,27 persen.

Sementara itu, raksasa telekomunikasi Telstra tidak berubah, maskapai nasional Qantas lepas landas 2,42 persen dan perusahaan biomedis CSL turun 0,81 persen.

Baca juga: Bursa Australia "rebound" terangkat lonjakan saham pertambangan
Baca juga: Bursa saham Australia berakhir lebih rendah dengan kerugian meluas
Baca juga: Bursa Australia berakhir melonjak terangkat saham teknologi terkemuka

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020