Kita harus menyiapkan strategi kalau biasanya selama ini dijual dalam bentuk biji atau curah maka coba kita kemas karena harga jual bisa lebih tinggi
Belitung,Babel (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menjual lada dalam bentuk kemasan sehingga harga jualnya dapat lebih tinggi.

"Kita harus menyiapkan strategi kalau biasanya selama ini dijual dalam bentuk biji atau curah maka coba kita kemas karena harga jual bisa lebih tinggi," kata Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Ditjen Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro ketika meninjau kebun lada di Belitung, Sabtu.

Menurut dia, masalah yang dihadapi petani lada sekarang ini adalah persoalan harga yang cenderung terus menurun dan mesti dipahami juga bahwa harga lada saat ini memang mengacu kepada harga internasional.

Baca juga: 4 perusahaan internasional digandeng guna ekspansi pasar ekspor lada

Baca juga: Pemprov Babel ubah sistem tata niaga, dongkrak harga lada


"Ketika itu produk ekspor, maka harga akan mengacu kepada harga internasional, sehingga jika harga internasional turun kita juga tidak mempertahankan harganya agar tinggi," ujarnya.

Ia menambahkan dengan menjual lada dalam bentuk kemasan kemudian diberikan merek, maka dipastikan nilai jualnya akan lebih tinggi dan menguntungkan petani.

Baca juga: Menteri Koperasi UKM lepas ekspor 45 ton lada Babel ke Jepang

Dikatakan dia, jika saat ini lada yang dijual dalam bentuk curah atau biji Rp47.000 per kilogram maka dengan dijual dalam bentuk kemasan dan telah melewati proses penyortiran diperkirakan bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.

"Apalagi Belitung terkenal dengan pusat wisata nasional dan internasional, pasti orang yang berkunjung ingin ada oleh-oleh. Biasanya mereka mencari itu apalagi Bangka Belitung terkenal dengan Muntok White Pepper (lada putih Muntok)," katanya.

Baca juga: Bangka Belitung ekspor lada putih 2.691,61 ton lebih

Baca juga: 15 ton lada asal Babel diekspor ke Prancis



 

Pewarta: Kasmono
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020