Jakarta (ANTARA) - Produk fashion masih menjadi sektor yang paling populer dan banyak diminati oleh para pengguna layanan e-commerce di Indonesia, baik berdasarkan frekuensi maupun jumlah transaksi.

Menurut riset Kredivo dan Katadata Insight Center, “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia Tahun 2019”, sebanyak 30 persen dari total transaksi sepanjang 2019 merupakan pembelian barang fashion, baik oleh pria dan wanita, maupun kelompok umur tua dan muda.

Pemanfaatan data primer sampel transaksi dari enam pemain e-commerce terbesar Indonesia dipercaya bisa memberikan gambaran langsung mengenai industri e-commerce tanah air.

"Kami percaya dengan adanya riset ini akan memberikan manfaat bagi strategi bisnis para mitra e-commerce seiring dengan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi dalam berbelanja online, termasuk menggunakan pembayaran digital," kata General Manager Kredivo Indonesia, Lily Suriani melalui keterangannya, Minggu.

Baca juga: Kredit digital di industri e-commerce semakin diminati

Baca juga: Kredivo gandeng Bukalapak untuk pembayaran digital Zero-click Checkout


Riset juga menunjukkan peningkatan jumlah rata-rata transaksi e-commerce per bulan dari kuartal pertama menuju kuartal terakhir pada 2019.

Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin mendalam terhadap e-commerce. Puncak peningkatan ini terjadi pada bulan Desember 2019 dengan jumlah transaksi lebih besar 22 persen daripada rata-rata jumlah transaksi bulanan.

Peningkatan kepercayaan dan kenyamanan dalam berbelanja online ini juga membuat konsumen lebih yakin saat bertransaksi dalam nominal besar. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai transaksi yang meningkat dari 2018 ke 2019 di 13 kategori produk seperti komputer dan aksesorisnya.

Lebih lanjut, Lily memaparkan tren positif kepercayaan tersebut juga berlanjut ke semester pertama tahun 2020. Data internal Kredivo mencatat peningkatan frekuensi pembelian di e-commerce yang terus berlanjut, khususnya pada barang-barang kebutuhan pokok. Hal ini menandakan bahwa masyarakat tetap percaya pada e-commerce meskipun di tengah situasi menantang saat ini.

Dari riset itu ditemukan bahwa setiap brand e-commerce dan marketplace mempunyai posisi yang berbeda-beda di mata konsumen. Lebih dari 60 persen konsumen berbelanja di lebih dari satu marketplace, terlepas dari kelompok umur atau pendapatan mereka.

Konsumen wanita menunjukkan loyalitas yang lebih tinggi dimana 30 persen konsumen wanita cenderung bertahan di satu marketplace dibandingkan konsumen pria yang hanya sebesar 15 persen.

Variasi kebutuhan dan daya beli menjadi alasan perbedaan tipe produk favorit di kalangan konsumen muda maupun tua. Riset juga menunjukkan semakin tua, konsumen semakin banyak membeli kebutuhan rumah tangga.

Travel menjadi kategori yang nilai per transaksinya tertinggi pada kalangan konsumen yang lebih tua, sedangkan komputer dan aksesorisnya menjadi kategori yang nilai per transaksinya tertinggi pada kalangan konsumen muda.

Selama pandemi, frekuensi pembelian barang-barang pokok mengalami peningkatan, seperti makanan, pulsa/voucher, home appliances, produk kesehatan & kecantikan, serta produk penunjang hobi dan olahraga.

Pola transaksi di hari kerja dan akhir pekan pun berbeda. Data transaksi harian menunjukkan jam sibuk berbelanja online adalah siang saat jam istirahat dan malam di jam sebelum tidur.

Hari Selasa dan Jumat merupakan hari dengan transaksi yang lebih tinggi dibanding hari-hari lainnya. Di akhir pekan, proporsi jumlah transaksi menurun tetapi nilai pembelanjaan konsumen lebih besar.

Selama pandemi, tren ini mengikuti kebiasaan masyarakat selama bekerja dari rumah dimana waktu malam hari sebelum tidur, menjadi jam sibuk berbelanja online dibandingkan siang hari.

Baca juga: Manfaat "work from home" untuk pengaturan keuangan

Baca juga: Lima kiat perluas bisnis toko kelontong daring di masa menantang

Baca juga: Daftar e-commerce untuk beli hewan kurban

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020