Kupang (ANTARA News) - Alat musik Sasando dan topi Ti`i langga asal Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, NTT sebaiknya dipatenkan kepemilikannya sebagai warisan budaya daerah NTT, Kepala Dinas Pariwisata Budaya dan Seni (Disparbud) NTT, Ansgerius Takalapeta, di Kupang, Kamis.

"Hak paten ini penting untuk menghindari klaim terhadap sarana hiburan ini dari pihak lain di kemudian hari," katanya.

Menurut Takalapeta, selain alat musik sasando, Moko asal kabuapten Alor, tarian ja`i asal Kabupaten Ngada, tenun ikat asal Kabupaten Timor Tengah Utara, Alor, Rote, dan Sabu, termasuk komodo (Veranus komodoenis) asal Kabupaten Manggarai Barat, perlu dipatenkan.

Mantan BUpatia Alor dua periode yang akrab disapa Ans ini mengatakan hingga saat ini, pemerintah NTT baru mematenkan tenun ikat asal Pulau Sumba.

"Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memang telah berencana segera mematenkan warisan budaya milik daerah warisan budaya, sehingga dalam waktu dekat ini segera memproses kekayaan budaya ini ke lembaga berkompeten seperti Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)," katanya.

Ia mengatakan langkah untuk mematenkan warisan budaya dan satwa di NTT saat ini sangat mendesak agar tidak diklaim oleh daerah maupun negara lain. "Kita hampir kecolongan, komodo nyaris menjadi komodo Bali," katanya mencontohkan.

Untuk mencegah hal ini tidak terjadi katanya, Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay telah mengimbau seluruh instansi dan kelompok masyarakat NTT mengusulkan kepada pemerintah provinsi agar warisan budaya, makanan tradisional, satwa atau keunikan daerah lainnya yang layak untuk dipatenkan.

"Selama ini baru Kabupaten Flores Timur yang mendapat hak paten jambu mente. Namun, belum diketahui apakah kopi flores juga telah memiliki hak paten," ujarnya.

Menurut Ans, potensi kesenian yang tersebar di Indonesia termasuk NTT merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai.

"Seni musik, tari dan lagu tradisonal daerah merupakan kebanggan bangsa yang patut dilestarikan, seperti diantaranya alat musik sasando," katanya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009