Vientiane, Laos (ANTARA News) - Atlet yang satu ini tampak murah senyum ketika diajak bicara dan sambil mengangkat boneka Champa-Champi yang menjadi maskot SEA Games XXV Laos di tangan kanannya dan memegang medali di tangan kirinya saat dipotret oleh beberapa wartawan.

Atlet kelahiran Tapin, Kalsel 26 Nopeber 1987 ini baru saja mempersembahkan emas kedua bagi cabang gulat, dan mengatakan cukup bahagia bisa mempertahankan medali emas setelah medali emas pertama dia rebut di SEA Games Thailand dua tahun lalu.

"Jelas saya bangga bisa kembali meraih medali emas di SEA Games,ini semua berkat pelatih yang telah tekun membimbing saya hingga saya bisa berprestasi puncak di SEA Games," kata putra ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Ishak dan Siti Aisyiah ini, Kamis.

Menurutnya dirinya tidak merasa tegang ketika akan tampil di final melawan atlet Kamboja Loeun Chab di kelas bebas 74kg, bahkan dirinya bertambah semangat ketika tahu kepastian dirinya tidak jadi dicoret dari daftar pemain setelah ada pengubahan susunan pemain.

"Ketika tahu kepastian saya tidak dicoret dari daftar pemain saya sangat bersemangat, dan tidak tegang, makanya saya enak bertanding tanpa beban," kata atlet yang masih kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan ilmu keolahragaan itu.

"Sebelumnya itu sempat mempengaruhi mental kami, tapi manajer dan pelatih menenangkan kami agar tidak terlalu memperdulikan kekacauan yang dibuat panitia pertandingan.

Sehari sebelumnya, Rabum, panitia pertandingan sempat mengubah susunan pemain dan mengurangi satu pemain, dimana saat itu mereka menginginkan Fahriansyah yang dicoret.

"Tapi sekarang saya lega, paling tidak saya masih mampu mempertahankan perolehan medali emas di SEA Games Laos ini," kata pegulat yang mengaku mengenal olahraga gulat pada usia 15 tahun tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009