Jakarta (ANTARA) - Twitter meluncurkan fitur baru untuk percakapan, berupa kontrol untuk mengatur siapa saja yang bisa berinteraksi dengan cuitan.

"Karena Tweet Anda = ruangan Anda, kami melakukan uji coba terhadap pengaturan percakapan untuk memberi Anda kendali terhadap percakapan yang Anda mulai. Terkadang orang lebih nyaman berbagi atau mengungkapkan sesuatu saat mereka bisa menentukan siapa saja yang dapat membalas Tweet mereka," kata Direktur Manajemen Produk Twitter, Suzanne Xie, dalam tulisan yang diunggah di blog resmi, Rabu.

Pengaturan percakapan ini berfungsi untuk menghindari balasan dari akun yang bisa mengganggu esensi percakapan.

Baca juga: Tren gaming di Twitter naik, game kasual jadi terpopuler

Baca juga: Twitter survei pengguna untuk fitur layanan berbayar

 
Fitur percakapan terbaru di Twitter, pengaturan siapa yang bisa membalas cuitan. (blog.twitter.com)


Sebelum membuat cuitan, pengguna bisa memilih siapa saja yang bisa membalas, terdiri dari tiga opsi yaitu semua orang, hanya orang diikuti atau hanya orang disebutkan (tag) dalam cuitan tersebut.

Cuitan untuk orang yang diikuti dan orang disebut dalam cuitan akan diberi label dan ikon untuk balasan, sementara orang lain akan melihat ikon tersebut berwarna abu-abu atau tidak bisa digunakan.

"Orang yang tidak dapat membalas masih dapat melihat, me-Retweet, melakukan Retweet dengan Komentar, berbagi, serta menyukai Tweet
tersebut," kata Xie.
 
Fitur percakapan terbaru di Twitter, pengaturan siapa yang bisa membalas cuitan. (blog.twitter.com)


Uji coba ini berlaku untuk perangkat berbasis Android, iOS dan juga versi website.

Twitter dalam beberapa bulan lagi juga akan menambahkan fitur baru antara lain mengundang lebih banyak orang untuk ikut dalam percakapan dan pemberitahuan yang jelas ketika pengguna diundang bergabung percakapan.

Baca juga: Twitter uji coba pisahkan "retweet" dengan "quote tweet"

Baca juga: Twitter dan TikTok bahas akuisisi?

Baca juga: Facebook dan Twitter tarik unggahan Trump


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020