Pusri (ANTARA) -
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menjamin operasional pabrik di Palembang sesuai standar keamanan dan keselamatan dalam menghasilkan produk pupuk.

Manajer Humas PT Pusri Soerjo Hartono di Palembang, Rabu, mengatakan Pusri membutuhkan amonia untuk bahan baku pembuatan pupuk tapi perusahaan tidak menggunakan amonium nitrat untuk memproduksi pupuk NPK.

“Dengan demikian, Pusri aman dari potensi ledakan akibat amonium nitrat seperti yang terjadi di Beirut (ibukota Lebanon),” kata Soerjo.

Ia mengatakan sebagai salah satu objek vital nasional (Obvitnas), Pusri juga telah menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan berbasis Perpol No 07 Tahun 2019. Pusri pun menjadi satu-satunya perusahaan Obvitnas yang meraih Sertifikat Gold Mabes Polri.

“Kami menjamin aktivitas operasional pabrik tetap berjalan aman dan sesuai prosedur. Semua ini dilakukan demi mendukung tercapainya ketahanan pangan,” kata dia.

Ia mengatakan Pusri menghasilkan produk utama yakni amonia, pupuk urea, pupuk NPK dan beberapa produk inovasi lainnnya.

Dalam membuat pupuk itu, Pusri membutuhkan amonia sebagai salah satu bahan baku utamanya, yang diperoleh dari hasil reaksi gas alam dengan air dan udara, serta memiliki produk samping berupa gas karbondioksida.

Amonia yang diproduksi Pusri berfase cair dan sebagian besarnya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan urea. Sisanya, disimpan pada temperatur -33 derajat celcius dalam tangki bertekanan yang dilengkapi dengan kompresor refrigerasi dan instalasi pengamanan lainnya. Amonia ini mudah larut dalam air dan tidak bersifat eksplosif.

Baca juga: Terapkan GCG, Pusri raih sertifikat antipenyuapan

Sementara itu, urea yang diproduksi Pusri berupa padatan/kristal putih yang dihasilkan dari reaksi Ammonia dan Karbondioksida.Urea ini biasa dimanfaatkan sebagai pupuk, bersifat higroskopis dan tidak eksplosif.

Sedangkan, NPK yang diproduksi Pusri merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari campuran unsur Nitrogen, Phosphate dan Kalium dengan formula yang bervariasi (terutama NPK 15-15-15 sebagai pupuk bersubsidi) dan tidak ada satu pun yang bersifat eksplosif.

Dalam proses produksi Amonia, Urea dan NPK, Pusri tidak menggunakan bahan baku berupa asam nitrat sehingga tidak mungkin menghasilkan Ammonium Nitrat.

Dari sisi K3, Pusri menerapkan standar keamanan tinggi dalam proses pembuatan pupuk urea, penyimpanan bahan kimia dan produk.

Secara rutin dilakukan inspeksi pemeliharaan keamanan dan keselamatan bahan baku, bahan kimia, proses, peralatan dan setiap bahan kimia dilengkapi dengan safety data sheet.

Perlindungan ammonia di Pusri sesuai dengan standar NFPA (National Fire Protection Association) 400, Hazardous Materials Code. Ammonia tersebut disimpan dalam tangki yang dijaga pada suhu -33 derajat celcius dengan tekanan sedikit di atas atmosferik.

Baca juga: Anak usaha Pupuk Indonesia, Pusri catat produksi 2,3 juta ton pupuk

Perlengkapan pengamanan di Tangki Amoniak Pusri berupa Dike, Water Curtain Fog dan spray water di sekeliling tangki untuk meminimalisir paparan suhu panas jika terjadi kebakaran di pabrik sehingga suhu auto ignition 651 derajat celcius tidak tercapai dan tidak ada zat oksidan yang mudah terbakar di sekitar tangki.

PT Pusri Palembang berkomitmen selalu menjaga keselamatan perusahaan dan lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Sistem Manajemen Lingkungan.

Keseriusan Pusri dalam mengelola keselamatan pabrik tercermin dari apresiasi yang diberikan pihak ke-3 terhadap kinerja K3 Pusri, seperti menerima Bendera Emas SMK3 tahun 2019, IFA (International Fertilizer Association) Protect and Sustain di tahun 2018, dan ditetapkan sebagai Pembina P2K3 terbaik se-Sumatera Selatan 2019.






 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020