Medan (ANTARA News) - Pengelola sekolah perlu memperketat pengawasan terhadap penjualan jajanan yang dijual di kantin sekolah, karena makanan mengandung bahan pengawet berpotensi cukup besar beredar dan dikonsumsi pelajar.

"Perlu diawasi agar tidak sembarang jenis makanan terjual, karena bisa berbahaya bagi kesehatan siswa," kata Pelaksana Harian Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan, Djoni Siahaan, di Medan, Sabtu.

Ia menjelaskan, ketidaktahuan pemilik kantin terkait kandungan makanan yang dijual di sekolah, menjadi faktor penting perlunya pengawasan sekolah.

Jajanan sekolah berpotensi mengandung bahan pengawet seperti boraks dan juga formalin, katanya, makanan itu dapat berupa mie, bakso serta jajanan ringan lainnya di kantin sekolah.

Djoni mengungkapkan, mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin dalam waktu lama, dapat menimbulkan penyakit kanker, ginjal dan sejenisnya.

Peran aktif pihak sekolah dalam memperketat pengawasan bahan makanan, dapat dilakukan secara rutin dan berkala mengirimkan sampel jajanan itu, ke lembaga pemeriksaan makanan, untuk diperiksa di laboratorium.

Selain itu, pengelola sekolah juga, dapat berperan aktif sebagai perpanjangan tangan BBPOM Medan, untuk mensosialisasikan jenis-jenis makanan berbahaya dan akibat mengkonsumsinya, seperti yang telah disosialisasikan BBPOM ke sekolah.

Kepala Bidang Sertifikasi Layanan Informasi BBPOM Medan, Sacramento Tarigan mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada berbagai sekolah.

Sosialisasi itu disampaikan, selain secara tatap muka langsung dengan pihak sekolah dan siswa, juga melalui poster dan selebaran yang diberikan untuk dipajang di kantin sekolah maupun tempat strategis lainnya.

Sebelumnya, pihaknya juga melakukan inspeksi mendadak ke beberapa sekolah di Medan dan mengambil beberapa sampel jajanan kantin untuk diperiksa secara langsung terkait keamanan jajanan itu.

"Setelah kita periksa langsung di laboratorium mobile, belum ditemukan makanan mengandung boraks itu," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009