Yogyakarta (ANTARA News) - Dr Sudiharto dan Prof Sukotjo menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX menandai peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Penyerahan penghargaan kepada dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kehutanan UGM itu dilakukan Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Rektor UGM Prof Sudjarwadi di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Sabtu malam.

"Sungguh tepat jika sidang tim Majelis Guru Besar UGM menetapkan Dr Sudiharto dan Prof Sukotjo sebagai penerima Anugerah HB IX yang memiliki nilai tinggi, karena pengabdian dan pencapaian prestasi mereka," kata Sultan Hamengku Buwono X.

Kedua tokoh itu, menurut dia telah menciptakan karya inovatif yang spektakuler dan berjasa luar biasa di bidang pengembangan teknologi medis untuk kemanusiaan dan pengembangan sistem silvikultur bagi pelestarian hutan.

Ia mengatakan di tengah gejala menipisnya rasa keadilan dalam sistem peradilan dan arogansi manajemen rumah sakit yang menjauhkan rasa empati terhadap kemanusiaan, penemuan alat terapi untuk penderita hidrosefalus oleh Dr Sudiharto pantas disyukuri.

"Alat terapi itu berhasil menyelamatkan sekitar 7.000 pasien dengan biaya yang sangat murah," kata Sultan yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).

Menurut dia, alat yang mampu mengurangi cairan otak hingga setengah dari volume awal itu disebut sistem pirau katup celah semilunar. Alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk pasien stroke, trauma kepala akibat kecelakaan, tumor otak, dan radang otak atau meningitis yang mempunyai gejala sama.

"Harga alat tersebut antara Rp1,5 juta hingga Rp1,7 juta per unit, lebih murah jika dibandingkan dengan alat buatan luar negeri yang harganya mencapai Rp40 juta per unit. Meskipun harganya murah, alat ini dijamin aman penggunaannya," katanya.

Ia mengatakan selain Dr Sudiharto, Prof Sukotjo juga memiliki jasa yang besar bagi kemanusiaan. Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM itu berhasil menemukan teknik silvikultur intensif untuk melestarikan hutan.

"Silvikultur merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membentuk hutan dengan struktur dan komposisi yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, dapat mewujudkan hutan sehat, prospektif, dan lestari yang berfungsi optimal untuk mencukupi kebutuhan manusia," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009