Itulah mengapa (perlu) berbicara dengan mereka untuk memahami vaksin ini
Manila (ANTARA) - Sejumlah ilmuwan Filipina pada Rabu dijadwalkan bertemu dengan orang-orang Rusia  yang bertanggung jawab dalam penelitian yang didukung negara, yang mengembangkan vaksin virus corona, untuk membahas partisipasi dalam uji klinis dan akses ke data penelitiannya.

Wakil Menteri Kesehatan Rosario Vergeire mengatakan para ahli Filipina akan bertemu perwakilan yang bertanggung jawab dalam  penelitian Gamaleya untuk membahas uji coba dan akan meminta "berkas lengkap" tentang vaksin tersebut.

"Kami akan melihat apakah tuduhan itu benar," kata dia, mengacu pada kekhawatiran bahwa vaksin itu disetujui secara tergesa-gesa.

"Itulah mengapa (perlu) berbicara dengan mereka untuk memahami vaksin ini," kata Vergeire, menambahkan bahwa diperlukan persetujuan pemerintah setempat  untuk melakukan uji coba.

Baca juga: Menkes Rusia: Tudingan vaksin COVID-19 tak aman tidak berdasar
Baca juga: Rusia jadi negara pertama yang setujui vaksin COVID-19


Presiden Filipina Rodrigo Duterte memuji vaksin Rusia dan menawarkan diri untuk "disuntik di depan umum", untuk menghilangkan ketakutan publik tentang keamanan vaksin tersebut.

Rusia pada Selasa (11/8) menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin COVID-19, yang diberi nama "Sputnik V" sebagai penghormatan atas peluncuran satelit pertama di dunia oleh Uni Soviet.

Keputusan Rusia untuk memberikan persetujuan sebelum menyelesaikan uji coba telah menimbulkan kekhawatiran diantara beberapa ahli, yang khawatir hal itu mungkin menempatkan prestise nasional di atas keselamatan.

Filipina memiliki angka kasus COVID-19 tertinggi di Asia, yang naik menjadi 143.749 kasus pada Rabu, dua hari setelah mencapai rekor harian 6.958 infeksi. Penguncian yang ketat telah diberlakukan kembali di dalam dan sekitar ibu kota.

Duterte ingin mengakses vaksin dan pada Juli lalu mengajukan permohonan ke China untuk menjadikan Filipina sebagai prioritas jika mengembangkannya.

Filipina akan melakukan uji klinis selama sembilan bulan terhadap obat anti flu Avigan, yang diproduksi oleh anak perusahaan Fujifilm Holdings Jepang, dimulai dengan 100 dosis untuk diberikan kepada pasien di empat rumah sakit di Manila, kata Vergerie.

Beberapa produsen obat di seluruh dunia sedang melakukan uji coba manusia tingkat lanjut berskala besar terhadap potensi vaksin COVID-19 mereka, masing-masing dengan puluhan ribu sukarelawan.

Persetujuan vaksin Rusia muncul sebelum uji coba yang biasanya melibatkan ribuan orang, umumnya dikenal sebagai uji coba tahap III, yang biasanya merupakan prasyarat untuk persetujuan vaksin.

Sumber: Reuters

Baca juga: Petugas medis Rusia dapat suntikan vaksin COVID-19 dalam dua pekan
Baca juga: Israel akan teliti vaksin COVID-19 buatan Rusia

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020