Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Rusia berkomitmen untuk mempercepat pengiriman tiga pesawat jet tempur Sukhoi yang dipesan Pemerintah Indonesia untuk TNI Angkatan Udara.

"Kami akan membantu percepat pengiriman tiga pesawat Sukhoi bagi TNI Angkatan Udara," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander. A. Ivanov seperti dikutip juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Senin.

Komitmen Pemerintah Rusia itu disampaikan Ivanov saat mengadakan kunjungan kepada Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufa`at yang berlangsung tertutup.

Bambang mengatakan, keterlambatan pengiriman tiga Sukhoi seri SU-27SKM itu disebabkan masalah teknis administrasi yang akan segera diselesaikan pemerintah Rusia.

Semula tiga pesawat jet tempur Sukhoi dijadwalkan tiba Desember 2009 dan Januari 2010 namun karena permasalahan teknis administrasi maka diundur menjadi Oktober 2010.

"Ya kami berharap ketiganya bisa tiba lebih cepat dari Oktober 2010, karena tambahan tiga pesawat Sukhoi itu sangat memadai untuk memberikan efek tangkal. Dan Pemerintah Rusia sangat memahami," tutur Bambang.

Ia mengemukakan, kesiapan tiga pesawat Sukhoi jenis SU-27SKM itu tidak ada masalah dan siap diterbangkan ke Indonesia.

Sejak 2003, Indonesia telah memiliki tujuh pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Pada 2003, Indonesia membeli empat Sukhoi jenis SU-30MK dan SU-27SK, masing-masing dua unit.

Indonesia kemudian membeli enam pesawat Sukhoi lagi pada 2007 setelah perusahaan Rusia pada 21 Agustus 2007 mengumumkan penjualan enam pesawat tempur tersebut kepada Indonesia senilai sekitar 300 juta dollar AS atau senilai Rp 2,85 triliun.

Enam pesawat Sukhoi yang dibeli itu terdiri atas tiga Sukhoi SU-30MK2 dan tiga jenis SU-27SKM. Tiga jenis Sukhoi SU-30MK2 telah tiba pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Dalam pertemuan itu, Pemerintah Rusia juga menjamin keberlangsungan pendidikan bagi para pilot dan teknisi TNI Angkatan Udara untuk memperdalam operasional Sukhoi.

"Ya mereka berkomitmen juga untuk tetap memberikan pendidikan bagi para pilot dan teknisi kita untuk operasional Sukhoi, meski kita juga mendidik mereka di China," demikian Bambang. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009