Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Pertahanan, Laksamana Madya TNI Dr Amarulla Octavian ST MSc DESD CIQnR, memimpin Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Laksamana Muda TNI Dr Ir Supartono MM sebagai guru besar ilmu pertahanan bidang teknologi pertahanan.

Pengukuhan Supartono itu berlangsung di Kampus Universitas Pertahanan di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/8).

Pengukuhan guru besar itu adalah kali ketiga sejak Presiden Jenderal TNI (Purn) Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono dikukuhkan pertama kali pada 2014 dan disusul mantan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI (Purn) Prof Dr Marsetio pada 2018.

"Patut disyukuri bahwa pengukuhan guru besar ilmu pertahanan untuk ketiga kalinya semakin mempercepat pencapaian visi Unhan sebagai World Class Defense University pada tahun 2024," kata Octavian dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, mutu dan eksistensi Universitas Pertahanan semakin unggul guna menjawab kompleksitas tantangan perguruan tinggi dalam mencetak generasi bangsa berkualitas.

Sebagian dosen tetap Universitas Pertahanan saat ini juga tercatat untuk dapat segera menyusul menjadi guru besar ilmu pertahanan.

Dalam orasi ilmiah pengukuhan, Supartono memaparkan pentingnya manajemen pemberdayaan pulau-pulau kecil terluar dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan.

Ia jelaskan, pemerintah Indonesia telah menjabarkan lima tujuan manajemen yang akan dicapai yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat pesisir, meningkatnya peran sektor kelautan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, peningkatan gizi masyarakat melalui peningkatan daya dukung konsumsi ikan, dan peningkatan peran laut sebagai pemersatu bangsa.

Sedangkan strategi pemberdayaan yang dibahas meliputi peningkatkan kesejahteraan penduduk lokal setempat di mana mekanisme pemberdayaannya perlu dilakukan secara terintegrasi antara pemberdayaan potensi ekonomi dengan kepentingan pertahanan negara dan keamanan nasional.

Pelaksanaan sidang diawasi secara ketat oleh para tenaga medis untuk memastikan semua protokol kesehatan menghadapi Covid-19 dipatuhi, di antaranya karantina, menjaga jarak, menggunakan masker, pelindung muka, dan senantiasa mencuci tangan.

Sidang senat terbuka itu dihadiri langsung para rektor Universitas Pertahanan sebelumnya, para guru besar, para pejabat eselon I, II dan III Universitas Pertahanan, serta para tamu undangan yang hadir melalui konferensi video, antara lain sekretaris jenderal Kementerian Pertahanan beserta pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Pertahanan, para pejabat di lingkungan Mabes TNI.

Selain itu juga hadir sekretaris utama BNPT, kepala BNPB, sekretaris jenderal Wantanas, kepala PPSDK, gubernur STIN dan komandan PMPP, direktur jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pimpinan Perguruan Tinggi mitra Universitas Pertahanan dari UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNAIR, UB, UHT, UNPAD, dan UNJ.

Turut hadir pula dosen tetap Universitas Pertahanan yang menjadi Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr Arief Rahman, dan para perwira alumni AAL tamatan 1984.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020