Sarana transportasi laut disediakan pemda untuk meringankan beban keluarga pelajar dan juga guru yang tinggal di pulau-pulau. Namun sejak pandemi COVID-19, sistem pembelajaran dilakukan secara daring sehingga hanya guru-guru yang diwajibkan ke sekola
Bintan, Kepri (ANTARA) - Sarana trasnportasi laut gratis untuk pelajar dan guru yang tinggal di pesisir Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat ini lebih banyak dimanfaatkan oleh guru SMA, terlebih di masa pandemi COVID-19, kata pejabat berwenang setempat.

"Sarana transportasi laut disediakan pemda untuk meringankan beban keluarga pelajar dan juga guru yang tinggal di pulau-pulau. Namun sejak pandemi COVID-19, sistem pembelajaran dilakukan secara daring sehingga hanya guru-guru yang diwajibkan ke sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Bintan Tamsir, di Bintan, Minggu.

Ia menjelaskan sejak pertengahan Maret 2020 sampai sekarang para pelajar belajar di rumah melalui daring yang dipandu oleh gurunya. Sejak kebijakan belajar dari rumah diberlakukan, Pemkab Bintan hanya mengoperasikan dua perahu untuk mengantar dan menjemput para guru.

Fasilitas ini lebih banyak dipergunakan oleh guru SMA.

"Faktanya memang seperti itu. Fasilitas transportasi gratis itu lebih banyak dipergunakan oleh guru SMA," katanya.

Tamsir mengemukakan transportasi gratis merupakan program yang sudah dilaksanakan sejak Bintan dipimpin oleh Bupati Ansar Ahmad, kemudian dilanjutkan oleh Bupati Apri Sujadi.

Namun sejak Bintan dipimpin oleh Apri Sujadi program ini lebih dilaksanakan secara meluas sesuai kebutuhan pelajar dan guru.

Pemkab Bintan dalam beberapa tahun ini menyiapkan 22 unit perahu yang melayani para guru dan pelajar. Perahu ini kembali beroperasi ketika seluruh SD-SMP melaksanakan tatap muka dalam proses pembelajaran.

Disdik Bintan sampai sekarang masih menunggu perkembangan COVID-19 di kabupaten tertua di Provinsi Kepri tersebut.

"Kami anggarkan setiap tahun Rp10 miliar untuk transportasi laut dan darat gratis," katanya.

Untuk armada transportasi darat gratis pun sekarang dikurangi, disesuaikan dengan kebutuhan. Puluhan bus akan beroperasi kembali jika Bintan dalam kondisi normal.

"Baru-baru ini ada guru yang tertular COVID-19, namun virus ini bukan berasal dari sekolah, melainkan dari suaminya yang bekerja di galangan kapal di Batam. Ini juga menjadi bahan pertimbangan kami. Kami tidak ingin muncul klaster baru di sekolah," katanya.

Terkait anggaran dalam pelaksanaan program transportasi gratis, Tamsir berharap Pemprov Kepri memperhatikan persoalan itu karena pelajar dan guru SMA yang lebih banyak memanfaatkan program itu. Sementara SMA ditangani oleh Disdik Kepri.

Disdik Bintan telah berulang kali meminta bantuan kepada Disdik Kepri agar mendukung program transportasi gratis tersebut. Namun Disdik Kepri belum merealisasikan dengan alasan tidak memiliki anggaran yang cukup.

Padahal anggaran yang dibutuhkan Rp3 miliar/tahun untuk memenuhi armada laut sesuai rute transportasi yang dibutuhkan pelajar dan guru.

Disdik Bintan setiap tahun mendapatkan surat berisi permohonan penyediaan sarana transportasi laut dengan rute baru. Jika ini direalisasikan seluruhnya, maka program pendidikan yang lainnya menjadi terganggu.

"Semestinya ada bantuan anggaran dari Pemprov Kepri karena sebagian besar yang memanfaatkan program ini adalah pelajar dan guru SMA," demikian Tamsir.

Baca juga: Beranda - Bintan siapkan transportasi laut untuk pelajar

Baca juga: Disdik Bintan bagikan seragam sekolah gratis

Baca juga: Ratusan kapal pukat mayang meresahkan nelayan pesisir Bintan

Baca juga: Limbah oli di pesisir Bintan-Kepulauan Riau ditinjau DPRD

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020