Mataram (ANTARA) - Prosesi perayaan HUT Republik Indonesia ke-75 yang digelar komunitas seni dan budaya Republik Kucing Montong atau akrab ErKaem di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (17/8) dini hari terbilang unik.

Tak perlu dengan upacara bendera di tengah lapang, tapi mereka memanfaatkan kegelapan disertai prosesi membunyikan apapun secara perkusif serta diselingi penyampaian doa harapan atau ungkapan melalui puisi.

"Hingga jam menunjukkan tepat pukul 24.00 WITA tapat pada tanggal 17 Agustus 2020, dilakukan penaikkan Sang Saka Merah Putih dibarengi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya," kata pendiri ErKaem yang juga musisi "folksong" dan "bluegrass" di Pulau Lombok kepada Antara, Senin.

Baca juga: Kemerdekaan penuh tanggung jawab untuk Marcelino Lefrandt saat pandemi

Baca juga: Merdeka tapi perjuangan belum selesai, kata Maudy Ayunda


Sesuai penaikkan bendera Sang Saka Merah Putih, prosesi diakhiri dengan "toss" bersama mengucapkan: Merdeka !.

Lalu bubar dengan dibarengi menyanyikan lagu wajib kebangsaan lainnya.

Kegiatan peringatan HUT RI berupa Eksebisi Spirit Bunyi tersebut, merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya.

"Saat ini sudah memasuki tahun keempat," tandasnya.

Ia menjelaskan kegiatan itu sebuah momentum semacam "performance art" menerjemahkan dan menghayati sekaligus mengandung doa dan harapan ketika detik-detik berdetak berbunyi dibunyikan bersama dalam menyambut HUT RI.

Tentunya harapan peserta eksibisi bunyi itu, yakni, Indonesia terus maju dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa diwujudkan dalam bentuk apa saja, salah satunya melalui seni.

"Kami akan terus berkreatifitas di bidang seni dan budaya," katanya.

Baca juga: Sherina sebut makna kemerdekaan sedang diuji

Baca juga: Harus pintar cari peluang, pesan Itang Yunasz untuk desainer

Baca juga: Desainer muda Indonesia jadi pemenang di ajang AYDA 2020


 

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020