Dolar AS mempertahankan bias yang lemah dengan perhatian pada politik AS dan kebijakan Fed
New York (ANTARA) - Dolar AS lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena langkah-langkah pengambilan risiko (risk-on) merusak minat terhadap aset-aset safe-haven dan memperkuat saham AS, mengirim Nasdaq ke level tertinggi sepanjang masa.

Pengambilan risiko di saham membantu menekan indeks dolar turun 0,21 persen menjadi diperdagangkan di 92,817. Namun mata uang safe-haven yen Jepang terbebaskan dari langkah tersebut, terakhir menguat 0,56 persen ke level tertinggi satu minggu di 105,98, begitu pula imbal hasil obligasi AS.

Baca juga: Dolar di kisaran paruh tengah 106 yen pada awal perdagangan di Tokyo

"Apa yang Anda lihat hari ini adalah kelanjutan dari pengambilan risiko, di mana dolar telah dijual," kata Manajer Portofolio Manulife Investment Management, Chuck Tomes, mencatat bahwa langkah tersebut diperburuk oleh volume perdagangan yang tipis.

Kerugian sore ditambahkan pada dolar yang telah bergerak sedikit lebih rendah Senin pagi (17/8/2020), setelah hasil yang lemah dari survei manufaktur regional menambah keraguan bahwa pemulihan AS sedang goyah.

Indeks kondisi bisnis Empire State dari Fed New York turun menjadi 3,7 pada Agustus dibandingkan 17,2 pada Juli, dan jauh lebih rendah dari perkiraan 15 poin oleh survei para ekonom Reuters. Angka tersebut mengindikasikan perlambatan di sektor manufaktur meskipun hasilnya sebagian diimbangi oleh data perumahan yang kuat yang dirilis sebelumnya pada hari yang sama.

Baca juga: Harga minyak naik, ditopang kepatuhan OPEC+ dan kesepakatan China-AS

Kepercayaan pengembang perumahan AS naik selama tiga bulan berturut-turut pada Agustus untuk menyamai rekor tertinggi karena tingkat suku bunga terendah mendorong lonjakan lalu lintas pelanggan, terutama di pasar pinggiran kota yang meningkat daya tariknya akibat dari pandemi Virus Corona.

Ke depannya investor akan fokus minggu ini pada rilis risalah rapat kebijakan terakhir Federal Reserve (Fed) AS dan konvensi nominasi Partai Demokrat AS.

"Dolar AS mempertahankan bias yang lemah dengan perhatian pada politik AS dan kebijakan Fed," kata Analis Pasar Senior Western Union Business Solutions, Joe Manimbo.

Baca juga: Emas melonjak 48,9 dolar, ditopang pelemahan imbal hasil obligasi AS

Pasar menantikan risalah Fed, yang akan dirilis pada Rabu (19/8/2020), untuk petunjuk apa pun tentang antisipasi perubahan dalam prospek kebijakan. Spekulasi tersebar luas bahwa bank sentral AS akan mengadopsi target inflasi rata-rata, yang akan berusaha mendorong inflasi di atas dua persen untuk beberapa waktu guna menutupi tahun-tahun yang telah berjalan di bawahnya.

Pada perdagangan akhir di New York, euro naik menjadi 1,1864 dolar AS dari 1,1837 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3101 dolar AS dari 1,3090 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7207 dolar AS dari 0,7173 dolar AS.

Dolar AS dibeli 106,03 yen Jepang, lebih rendah dari 106,55 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9063 franc Swiss dari 0,9093 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3196 dolar Kanada dari 1,3256 dolar Kanada.

Baca juga: Saham Jerman bangkit dari kerugian, Indeks DAX 30 naik 0,15 persen

Baca juga: Saham Spanyol jatuh 3 hari beruntun, Indeks IBEX 35 anjlok 0,90 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020