pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dibanding metode daring
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Sebanyak sembilan siswa SMALB di Sekolah Luar Biasa Tipe B (SLB-B) Negeri Tulungagung, Jawa Timur, Selasa antusias mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka atau luring (luar jaringan) di sekolahnya.

Pantauan ANTARA, satu per satu siswa datang ke sekolah mulai pukul 07.00 WIB hingga dimulainya jam pelajaran pertama pukul 08.00 WIB, dengan terlebih dulu menjalani pemeriksaan suhu di pintu masuk, cuci tangan di wastafel taman sekolah hingga pemakaian masker dan "face shield" atau pelindung wajah transparan demi mencegah paparan virus corona (COVID-19).

Memasuki ruang kelas, siswa masih harus membasuh telapak tangan kembali menggunakan cairan pembersih beralkohol (hand sanitizer) dan duduk di bangku yang telah diatur jarak sekitar satu meter untuk mencegah risiko transmisi COVID-19 melalui droplet.

"Di SMA-LB kami ada 19 siswa, yang dibagi dalam dua rombel (rombongan belajar). Alhamdulillah hari ini kami programkan satu rombel dulu yang terdiri dari sembilan siswa untuk mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Sembilan siswa lain dijadwalkan Rabu (19/8) dan seterusnya bergantian," kata Kepala SLB-B Negeri Tulungagung Suroso.

Baca juga: Pendistribusian bansos COVID-19 ikut dibantu BLBI Abiyoso Kemensos

Baca juga: Pemkot Yogyakarta alihkan kuota siswa disabilitas PPDB ke zonasi jarak
Guru mengajar siswa berkebutuhan khusus di hari pertama ujicoba pembelajaran tatap muka atau luring (luar jaringan) di SLB-B (Sekolah Luar Biasa Tipe B) Negeri Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (18/8/2020). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)


Ada 18 siswa yang telah mendapat persetujuan mengikuti pembelajaran luring atau tatap muka di sekolah. Satu siswa lainnya tidak mengikuti ujicoba pembelajaran tatap muka karena pihak orang tua kurang mendukung.

Uji coba rencananya akan kami lakukan selama dua pekan, setelah itu akan dievaluasi bersama jajaran dinas pendidikan bersama sekolah-sekolah lain yang menjalani uji coba pembelajaran tatap muka, katanya.

"Bagi siswa berkebutuhan khusus karena kendala pendengaran seperti di SLB-B, pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dibanding metode daring," katanya.

Mereka butuh bimbingan langsung dari guru pengajar untuk menjelaskan materi pelajaran, khususnya yang menyangkut ilmu eksakta maupun ketrampilan.

"Metode pembelajaran daring juga bisa diserap. Namun jika dipersentase kemampuan daya serapnya hanya sekitar 70-an persen. Apalagi ada orang tua siswa yang tidak memiliki telepon pintar jenis android maupun kendala kuota internet," kata Suroso.

Di Tulungagung, selaian di SLB-B, ujicoba pembelajaran tatap muka juga dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungwaru dan SMK Negeri Pagerwojo.

"Selama proses ujicoba ini kami dari cabang dinas proaktif melakukan pendampingan dan asistensi untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka dengan standar pencegahan risiko penularan COVID-19 di sekolah," kata pengawas sekolah dari Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Tulungagung, Suparmo.

Baca juga: Kepulauan Riau gratiskan SPP SMA/SMK/SLB negeri selama tiga bulan

Baca juga: Cegah COVID-19, siswa SMA-SMK dan SLB di Kaltara diliburkan

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020