Burgerkill berada di urutan ke-14 dalam daftar 50 Band Metal Terbaik Sepanjang Masa, bagi mereka tentu pencapaian ini sangat luar biasa, namun ada juga yang menyebutnya bisa masuk daftar lantaran banyak masyarakat Indonesia yang melakukan voting.
"Pastinya senang, bangga dan ini pencapaian luar biasa dari sebuah band yang lahir di tengah pasar, terminal dan pabrik. Ada yang menyebut kalau untuk urusan voting Indonesia pasti nomor satu," ujar Ebenz gitaris Burgerkill dalam peluncuran mini album "Killchestra", Selasa.
Baca juga: "Killchestra" album tersulit bagi vokalis Burgerkill
Baca juga: Burgerkill rilis mini album "Killchestra" format CD
"Tapi setelah membaca di situsnya dan cetaknya, kita ngelihatnya itu sebagai sebuah kebanggaan. Sadar enggak sadar kalau kita ini menunjukkan ke dunia luar kalau kita itu sangat solid," kata Ebenz melanjutkan.
Terpilihnya Burgerkill sebagai band metal terbaik sepanjang masa dinilai Ebenz sebagai tanda bahwa dunia internasional mulai melirik Indonesia sebagai negara yang potensial dalam hal musik. Selama ini, band-band besar atau berkualitas masih didominasi oleh wilayah Barat seperti Amerika dan Eropa.
"Mereka membaca Indonesia udah lama dan membaca pergerakan Indonesia itu kayak mutiara dalam laut yang enggak kelihatan," ujar Ebenz.
Ebenz melanjutkan, "Band bagus di Eropa dan Amerika itu biasa, terus tiba-tiba ada band Indonesia yang tidak pernah rilis internasional, itu yang luar biasa."
Sementara itu, Burgerkill baru saja merilis mini album berjudul "Killchestra" yang terdiri dari enam lagu yakni "Anjing Tanah", "Penjara Batin", "An Elegy", "Only the Strong", "Angkuh" dan "Tiga Titik Hitam".
Saat ini mereka sedang fokus untuk menggarap perayaan ulang tahun Burgerkill yang ke-25. Band asal Bandung ini juga berencana untuk menggelar tur untuk perayaan 20 tahun perilisan album "Dua Sisi".
Baca juga: Burgerkill berencana gelar tur konser perayaan album perdana
Baca juga: Tur Burgerkill ke Amerika jadi momentum perluas jaringan
Baca juga: Bulan depan, Burgerkill tur keliling kota-kota di AS
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
